KRjogja.com, KARANGANYAR - Kegelisahan terhadap permasalahan sampah memicu daya kreatif warga asal Desa Cengklik, Tawangmangu, Mbah Sedeng, untuk berinovasi. Pria bernama asli Suwardi ini merakit mesin pengolah sampah dari bahan tak terpakai.
Terinspirasi dari lokomotif kereta uap, mbah Sedeng mulai meramu onderdil mesin dengan mengumpulkan limbah di sekitarnya. Layaknya lokomotif kereta uap, mesin ini beroperasi dari panas yang dihasilkan dari pembakaran kayu, ampas tebu atau batu bara. Bahan bakar premium ini nantinya bisa disubstitusi dengan sampah kering. Harapannya, sampah rumah tangga akan dikonsumsi mesin buatannya.
"Sederhananya seperti mesin sepur kereta api yang bahan bakarnya menggunakan kayu atau sepah tebu. Kami usahakan kayu atau sepah itu adalah sampah yang kita kumpulkan dan pasti sampah sampah tersebut akan habis terbakar di dalam mesin," jelas Mbah Sedeng.
Berkat kegigihannya dalam berinovasi untuk menyelesaikan sampah di lingkungannya Mbah Sedeng akhirnya mampu melahirkan mesin pengolah sampah yang diberi nama " Predator Sampah ". Predator sampah hasil karya Mbah Sedeng saat ini sudah dimanfaatkan oleh beberapa desa di Tawangmangu.
Sekretaris Daerah Kabupaten Karanganyar Timotius disaat mengunjungi lounching lokasi pengolahan sampah Desa Plumbon Tawangmangu menyatakan bahwa dengan hasii inovasi dari Mbah Sedeng, program sampah bersih dari desa akan segera terwujud.
Karena menurutnya predator sampah milik Mbah Sedeng ini sangat efisien untuk dimanfaatkan oleh desa - desa dalam pengelolaan sampah di desa tersebut. Predator sampah yang berkapasitas sedang diklaim mampu mengolah sampah yang tertampung selama 4 hari hanya dengan 4 jam pembakaran.
Oleh karena itu saat ini predator sampah hasil karya Mbah Sedeng yang pernah mengenyam pendidikan di fakultas teknik salah satu kampus tenama di Surakarta ini direkomendasikan untuk mengikuti ajang pameran kreatif skala nasional, Krenova.
"Untuk itu ( merekomendasi predator sampah untuk digunakan di desa - desa di Kabupaten Karanganyar) kita ambil diskresi agar sampah selesai di desa, dan untuk itu akan kita buktikan di KRENOVA nanti," kata Timotius. (Lim)