KRJogja.com - KARANGANYAR - Kenaikan luas lahan tanam padi pada tahun 2025 meningkat menjadi 57.855 hektare. Luasan ini dihitung dari frekuensi panen dalam setahun.
Plt Kepala Dinas Pertanian Karanganyar, Yophie Eko Jatiwibowo mengatakan eksisting luas baku lahan sawah 20.726 hektare.
Baca Juga: Rupiah Makin Tak Berdaya Hadapi Dolar AS
"Berdasarkan kesepakatan bupati dan gubernur Jawa Tengah, Karanganyar tambahan luas lahan untuk tanam pagi meningkat dari 2024 ke 2025," katanya di sela Panen Raya Padi Serentak di 14 provinsi yang berlokasi di Desa Wonolopo, Tasikmadu, Senin (17/4).
Dengan peningkatan luas lahan tanam padi itu berbanding lurus dengan produktivitasnya 6,2 ton gabah kering per hektare.
Bupati Karanganyar Rober Christanto memerintahkan dinas pertanian untuk membantu peralatan pengeringan dan panen. Sebab, tak semua gabah petani dihargai pantas. Faktor proses panen dan kadar air tinggi menjadi kendala.
Baca Juga: Bulog Beli Gabah Petani Rp 6.500 Perkilo, Petani Kulonprogo Gembira
"Bulog mau memberi perkilo Rp6.500. Tapi untuk gabah yang kadar airnya minimal. Kebanyakan petani belum punya teknologi pengeringan yang cepat," katanya.
Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur Wonolopo, Hartono mengatakan sebagian petani terpaksa menjual panenan ke tengkulak, alih-alih ke Bulog.
"Jatah pembelian dari Bulog ke petani tidaklah banyak. Dengar-dengar hanya maksimal 20 persen dari keseluruhan panenan. Petani anggota saya keburu jual ke tengkulak kemarin untuk modal berlebaran," katanya.
Sementara itu di lokasi, tamu undangan diminta menyaksikan panen padi serentak 14 provinsi secara virtual.
Kegiatan panen raya ini diharapkan menjadi momentum memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, daerah, serta para pemangku kepentingan dalam memperkuat sektor pertanian sebagai fondasi kedaulatan pangan Indonesia.
"Dengan pembelian yang pantas, menyemangati petani agar terus menanam padi," katanya. (Lim)