solo

Kasus DBD Mulai Merebak di Sragen, Warga Diminta Waspada

Rabu, 16 April 2025 | 12:05 WIB
Ilustrasi (Pixabay)


KRJogja.com - SRAGEN - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sragen terus meningkat beberapa waktu terakhir. Selama Januari 2025 hingga pertengahan April 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat terdapat 102 kasus DBD.

Sebenarnya kasus panas atau demam lainnya tercatat lebih banyak, yakni positif demam dengue (DD) mencapai 1.523 kasus. Jumlah kasus DBD di Sragen 2025 ini menurun bila dibandingkan kasus serupa pada 2024 lalu.
 
Baca Juga: Mbak Yashinta Siap Perjuangkan 10 Persen Alokasi Dana Desa untuk Anak Muda

Selama Januari-Maret 2024, Dinkes Sragen menyebut kasus DBD mencapai 129 kasus. Dinkes berharap turunnya angka kasus DBD itu tidak membuat masyarakat lengah tetapi tetap mewaspadai penyakit tersebut mengingat masih terjadi hujan yang mengakibatkan banyak genangan air.

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Sragen, dr. Sri Subekti, kepada wartawan, Rabu (16/4/2025), mengungkapkan kasus DBD hingga 14 April 2025 ini ada 102 kasus yang tersebar di wilayah layanan puluhan puskesmas di Kabupaten Sragen. Dia menyampaikan kalau dibandingkan tahun 2024 lalu, kasus DBD menurun tetapi tidak membuat masyarakat terlena, harus tetap waspada.

Dia menjelaskan kasus terbanyak masih di wilayah Puskesmas Sumberlawang dengan 13 kasus karena wilayah Sumberlawang banyak daerah endemis DBD. Kasus terbanyak lainnya di wilayah Puskesmas Kalijambe dan Karangmalang, masing-masing 10 kasus. Sedangkan di wilayah Sambirejo dengan adanya pasien DBD yang dirawat di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen ada tiga kasus.
 
Baca Juga: Peringati HUT 79 Persandian, Puluhan Orang Ikuti Jelajah Sandi Kotabaru, Diingatkan Keamanan Ruang Siber

“Untuk pasien DBD yang sampai melakukan akad nikah di Sambirejo itu harus dilihat lokusnya. Belum tentu lokusnya di daerah asalnya tetapi bisa juga di daerah tempat kerjanya. Kasus DBD itu biasanya trombositnya memang turun," jelas Subekti.

Subekti tetap mengajak masyarakat tidak jenuh-jenuh melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin dan seumur hidup. Dia menjelaskan gerakan PSN dilakukan dengan menguras tempat penampungan, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang bekas atau sering disebut dengan 3M.

Subekti juga meminta warga memelihara ikan pemakan jentik nyamuk atau menggunakan bahan antinyamuk dan jangan lupa selalu membersihkan lingkungan rumah. Selain itu saluran pembuangan air, jelas dia, lancar sehingga tidak ada air yang tergenang dan seterusnya.

Dia menjelaskan fogging atau pengasapan tidak menyelesaikan masalah karena fogging itu bukan pencegahan tetapi justru akan membawa efek samping yang merugikan kesehatan jangka pendek dan panjang. (Sam)
 
 
 

Tags

Terkini

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB