SRAGEN (Krjogja.com) - Kondisi Jembatan Kedung Teropong yang menghubungkan Desa Celep (Kecamatan Kedawung) dan Desa Jirapan (Kecamatan Masaran), Sragen semakin memprihatinkan. Jembatan peninggalan Belanda yang menjadi urat nadi perekonomian warga ini sudah lama tak tersentuh perbaikan.
Padahal jembatan panjang 25 meter dan lebar 3 meter ini setiap hari dilintasi kendaraan besar pengangkut beras, pasir, dan hasil bumi lainnya. Tokoh masyarakat Celep Sragen, Suyadi Kurniawan, Selasa (24/6/2025) mengungkapkan kekesalannya melihat kondisi jembatan yang makin memprihatinkan. "Sudah diajukan sejak tahun kemarin, kabarnya sudah dicek DPU (Dinas Pekerjaan Umum) tapi sampai sekarang belum ada tindakan," ujarnya.
Menurut Suyadi, jembatan peninggalan Belanda ini kondisinya sudah tidak layak lagi. Lebar idealnya, menurut Suyadi, adalah 5-6 meter agar mampu menopang lalu lintas berat. Apalagi di sekitar jembatan juga terdapat banyak sekolah, pasar, penggilingan padi, dan area pertanian yang sangat bergantung pada akses jembatan. "Kalau tidak segera diperbaiki, kami akan minta gabung Kabupaten Karanganyar saja. Seharusnya perbatasan itu jadi skala prioritas," tegas Suyadi meluapkan kekecewaan warga.
Dia menambahkan, saat ini jembatan memang masih bisa dilalui. Namun kondisinya sangat mengkhawatirkan dan berbahaya. Jika jembatan ini sampai rusak total, warga terpaksa harus memutar sejauh sekitar 3 kilometer, yang tentu akan menghambat aktivitas ekonomi dan pendidikan.
Desakan untuk perbaikan segera ini merupakan bentuk harapan warga agar pemerintah Kabupaten Sragen segera bertindak sebelum terjadi insiden yang tidak diinginkan.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Sragen Budiono Rahmadi menekankan pekerjaan perbaikan jembatan tersebut dipastikan belum bisa dilaksanakan tahun ini. "Pasti nanti diselesaikan (diperbaiki). Pekerjaan ditunda bukan dibatalkan, tapi yang pasti belum tahu ini," tandasnya. (Sam)