Krjogja.com - KARANGANYAR - Tiga dari 16 santri korban ambruknya musala berupa bangunan joglo di Dusun Randusari, Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit dr Oen Solo hingga Senin (20/10/2025).
Salah satu di antaranya telah menjalani operasi kepala akibat luka berat yang dialami.
Baca Juga: Bea Cukai Surakarta Musnahkan Rokok Ilegal dan Minuman Mengandung Etil Alkohol
Insiden terjadi pada Sabtu (18/10/2025) sekitar pukul 18.40 WIB. Saat itu para santri tengah mengikuti kegiatan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Fathul Ilmi di bawah bangunan joglo.
Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan bangunan semi permanen tersebut roboh dan menimpa para santri. Kepala Pelaksana Harian BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno, mengatakan, awalnya terdapat 16 santri yang dirawat di rumah sakit dan klinik.
Namun hingga Senin sore, sebagian besar telah pulang. “Awalnya ada 16 santri yang dirawat, tapi sekarang tinggal empat. Sore ini satu lagi pulang, jadi tinggal tiga orang yang masih dirawat,” kata Hendro saat dikonfirmasi.
Baca Juga: Podcast 'Pojok Sibakul' Koperasi DIY Didorong Jadi Lembaga Modern, Bahas Strategi Wujudkan Excellent dan Smart Service
Dari tiga santri tersebut, satu telah menjalani operasi kepala, sementara dua lainnya masih dirawat intensif karena luka di bagian kepala. Hendro menambahkan, Bupati Karanganyar Rober Christanto, Wakil Bupati Adhe Eliana, serta jajaran Forkopimda telah menjenguk para korban di RS dr Oen Solo untuk memberikan dukungan moral.
“Pak Bupati datang bersama Pak Kajari, Kapolres, dan Pak Wakil Bupati untuk memberikan semangat agar para santri segera pulih,” ujarnya.
Hendro menjelaskan, proses pembersihan reruntuhan joglo telah rampung dilakukan oleh warga bersama tim gabungan. Namun, belum ada keputusan terkait pembangunan kembali bangunan tersebut.
“Kalau soal dibangun lagi, masih melihat situasi dulu. Belum sampai ke tahap itu,” jelasnya.
Terkait bantuan bagi korban, Pemkab Karanganyar disebut sedang menyiapkan santunan sesuai arahan Bupati. Untuk biaya perawatan, Hendro mengakui tidak dapat ditanggung BPJS karena termasuk kategori bencana alam.
“Dari rumah sakit dan Pemkab akan berupaya membantu biaya perawatan,” imbuhnya.
Hendro juga menyampaikan bahwa usulan perbaikan bangunan joglo yang ambruk sudah masuk dalam pembahasan dan akan segera dilaporkan ke pihak terkait. Sebelumnya diberitakan, bangunan joglo semi permanen yang digunakan untuk kegiatan TPQ Fathul Ilmi roboh akibat hujan deras dan angin kencang.
Sebanyak 16 santri mengalami luka-luka, lima di antaranya sempat dirujuk ke RS dr Oen Solo, dua ke klinik sekitar, dan sisanya menjalani perawatan jalan.