solo

Karanganyar Siaga Ancaman HIV/AIDS dari Komunitas Gay Remaja, KPA Gencarkan Deteksi Dini

Minggu, 30 November 2025 | 20:15 WIB
Sekretaris KPA Karanganyar Djatmiko (foto:Abdul Alim)

Krjogja.com - KARANGANYAR – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Karanganyar secara terbuka menyatakan kewaspadaan terhadap eksistensi komunitas Lelaki Seks Lelaki (LSL) atau gay di wilayahnya yang didominasi oleh kalangan remaja. Komunitas ini diklasifikasikan sebagai kelompok berisiko tinggi terhadap penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV), virus penyebab AIDS.

Sekretaris KPA Karanganyar, Djatmiko, mengungkapkan bahwa meskipun jumlah komunitas gay di Karanganyar tidak sebesar di daerah tetangga, mereka tetap menjadi perhatian serius dalam program pencegahan.

Baca Juga: Kalender Hijriyah Bulan Desember 2025 Lengkap dengan Jadwal Puasa Sunah dan Ayyamul Bidh

Djatmiko menjelaskan bahwa KPA telah mengambil inisiatif untuk menjangkau komunitas LSL secara langsung, meskipun kelompok ini cenderung tertutup dan berusaha menyembunyikan diri.

“Kami pernah bertemu dengan komunitas itu. Mereka berusaha menyembunyikan diri. Kami jelaskan bahwa mereka tidak boleh menularkan (virus) kepada orang lain," ungkap Djatmiko, Minggu (30/11/2025).

Pendekatan ini merupakan bagian dari strategi KPA untuk mengedukasi kelompok berisiko secara langsung agar mereka memahami bahaya penularan dan pentingnya menjaga kesehatan.

Baca Juga: Daftar Event di Jogja Bulan Desember 2025 yang Sayang untuk Dilewatkan: Ada Pameran Buku Hingga Konser Musik

Dalam upaya penanggulangan, KPA Karanganyar secara agresif melaksanakan program pemeriksaan sukarela atau Voluntary Counseling and Testing (VCT). Program ini bertujuan untuk menemukan kasus-kasus yang tidak terdeteksi, yang diistilahkan sebagai fenomena "gunung es".

“Kami harus mencairkan gunung es yang tidak terungkap,” ujar Djatmiko.

Fenomena ini merujuk pada upaya untuk menemukan sebanyak mungkin kasus positif agar dapat segera diobati dan memutus mata rantai penularan. Pada 2025 hingga November ditemukan 15 kasus baru termasuk anak-anak.

Pemeriksaan VCT tidak hanya dilakukan di fasilitas kesehatan utama seperti Puskesmas dan rumah sakit, tetapi juga diperluas ke tempat-tempat yang dianggap rawan penularan.

Selain itu, KPA juga merintis program pemeriksaan HIV untuk Calon Pengantin (Catin), meskipun program ini menghadapi kendala karena sebagian masyarakat merasa hal tersebut melanggar privasi atau hak asasi.

Ia menyebut pernah terjadi kasus di mana setelah salah satu pasangan mengetahui hasil pemeriksaan, rencana pernikahan dibatalkan. Namun, ada juga kasus di mana pasangan yang sudah berisiko disarankan untuk tetap menikah dengan prosedur yang aman, termasuk konsultasi medis untuk perencanaan kehamilan yang aman.

Sekadar informasi, isu komunitas gay menjadi perbincangan hangat di Solo Raya setelah terungkapnya sebuah grup Facebook "Gay Surakarta dan Sekitarnya" dengan anggota mencapai hampir 14.000 orang.

Halaman:

Tags

Terkini

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB