Tergerak Karena Pengalaman Masa Lalu, Dua Mahasiswa UMY Ini Dirikan Sekolah Babe

Photo Author
- Rabu, 3 Mei 2017 | 10:15 WIB

Setelah melihat kondisi sekitar, serta melihat antusias dari masyarakat di kawasan desa Bibis, akhirnya mereka sepakat untuk mendirikan Sekolah BaBe. Disini mereka mengajarkan Bahasa Inggris, Pendidikan Karakter, serta Kepekaan Lingkungan.

“Berdasarkan pengalaman saya yang baru bisa bahasa Inggris ketika SMA, tentu saya ingin nantinya anak-anak ini kemudian tidak seperti saya, dengan kami bekali bahasa Inggris dari sekarang,” ujar Fadhil.




Volunteer yang juga mahasiswa tengah mengajar di Sekolah Babe

Kenapa pendidikan karakter? Karena kami melihat ketika pertama kali datang, karakter dari anak-anak disini memang agak kurang, entah karena memang tidak pernah dipelajari di sekolah, atau sudah menjadi kebiasaan.

Maka dari itu ia ingin mengubah karakter dari anak-anak disini. Terakhir adalah isu lingkungan, Fadhil dan Icha berharap anak-anak menyadari hal ini misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Sampai hampir setahun berdiri, Sekolah Babe telah memiliki lebih dari 50 Volunteer Mengajar yang berasal dari berbagai universitas yang ada di Yogyakarta. Konsep dalam Sekolah Babe sendiri adalah 1 volunteer memegang 1 anak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Maria Stephanie dan Pangan Lokal

Senin, 1 Juni 2020 | 14:11 WIB

Warga Jogonalan Ciptakan Motor dan Sepeda dari Kayu

Sabtu, 23 Februari 2019 | 00:15 WIB

Aika Ingin Jadi Pendongeng dan Pendiri Cagar Alam

Sabtu, 22 Desember 2018 | 13:15 WIB

Perjuangan Relawan UGM Pulihkan Senyum Warga Lombok

Sabtu, 27 Oktober 2018 | 01:10 WIB

Irul, Majukan Dusun dengan Jualan 'Online'

Kamis, 11 Oktober 2018 | 19:30 WIB
X