Tercatat sampai sekarang tidak kurang dari 22 anak yang diajar. Sama halnya dengan sekolah pada umumnya, Sekolah Babe juga memiliki rapot yang diberikan. sehingga nantinya di dalam rapot berisi bahan evaluasi yang diberikan oleh volunteer tersebut.
Dalam mengajar, metode yang biasa dipakai oleh Sekolah Babe adalah fun learning, biasanya belajar dengan permainan, kemudian kegiatan lomba kecil-kecilan serta program jalan-jalan sembari mengulang materi pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran sendiri biasanya dilaksanakan setiap hari Minggu mulai pukul 4 sampai 5 sore, di rumah warga sekitar, yang secara ikhlas meminjamkan rumahnya.
 “Kedepannya kami juga bertujuan untuk melibatkan orangtua dalam penilaian hasil anak di Sekolah Babe. Dikarenakan di setiap Batch Volunteer kami selalu mengharuskan mereka untuk membuat sebuah project bersama anak-anak,†ujar Fadhil.
Berkat project dari volunteer sekarang banyak dari anak-anak yang sudah bisa membuat gerabah. Beberapa dari mereka sudah bisa menanam sayur. Terlebih mereka sudah paham dengan kerjasama tim, hal-hal yang ketika kami pertama datang tidak telihat sama sekali.
Menurut mereka, permasalahan yang harus Sekolah Babe hadapi kedepannya tidak lain adalah masalah regenerasi yang terkesan lambat karena kurangnya minat dari mahasiswa untuk turun membantu anak-anak.
Permasalah lain soal pendanaan, bahwa selama ini mereka baru bisa mendapatkan dana penjualan barang bekas, serta donatur yang tidak selamanya ada. Sehingga mereka membutuhkan sumber pendapatan baru untuk meneruskan sekolah ini.
Baca Juga :
Andi Arsana, Dosen Favorit UGM yang Sempat Punya IP 1,2
Andi Arsana Tinggalkan Pekerjaan Mapan Demi Mengejar Impian Menjadi Dosen