Krjogja.com - WONOSARI - Pasangan suami istri (pasutri) Hariyanto-Parupo, warga Saptosari Gunungkidul merasa senang dan bersyukur ketika putrinya, Devita Nurmala Sari (20) merupakan salah satu siswi yang pada Kamis (05/07/2023 dilantik sebagai polisi wanita (polwan) dengan pangkat Brigadir Polisi Tingkat Dua (Bripda) bersama-sama siswi lain lain.
Devita mendaftar sebagai polwan pada periode tahun 2022 dan menjalani pendidikan selama 5 bulan. Saat ini, bisa dikatakan Devita merupakan satu-satunya polwan yang berasal dari Kecamatan Saptosari, Gunungkidul.
Pelantikan dilaksankan di Sepolwan Jakarta, oleh Kepala Biro Perencanaan dan Admistrasi Lemdiklat Polri Brigjen Pol Mulia Hasudungan Ritonga. Jumlah siswi yang dilantik sebagai polwan di Sepolwan Jakarta 640 dari berbagai daerah, sedangka yang berasa; dari wilayah hukum Polda DIY jumlahnya 11.
Hal yang patut disyukuri oleh pasangan Hariyanto-Parupi adalah putrinya merupakan salah satu polwan yang dilantik berasal dari Kecamatan Saptosari, Gunungkidul.
Pencapaian Devita yang berhasil menjadi polwan tentu melalui proses panjang, mulai dari pendaftaran admistrasi, tes demi tes di Polda DIY, hingga menjalni pendidikan di Sepolwan Jakarta.
Apa yang dicapai Devita tentu tidak lepas dari kehendak Allah, mengingat Hariyanto-Parupi yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang lesehan pecel lele.
Ditegaskan, diterima putrinya lantaran kemampuan dalam menjalani berbagai tes, tidak menggantungkan pada upaya jalan pintas dengan melakukan praktik kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).
"Saya sepenuhnya mengandalkan kemampuan putri saya dan ridho dari Allah, sama sekali tidak melakukan upaya sogok menyogok," tutur Hariyanto, Sabtu (08/07/2023).
Diterima Devita sebagai polwan meneguhkan keyakinan Jariyanto bahwa untuk bisa diterima sebagai anggota kepolisian, sama sekali tidak ada istilahnya harus membayar dengan jumlah uang mencapai ratusan juta rupiah.
Jika banyak orang berkeyanan seperti itu, tidaklah pada dirinya. Devita diterima sebagai polwan, dirinya sama sekali tidak menempuh cara-cara yang tidak terpuji, semisal menyogok pada oknum tertentu.
Sebagai pedagang pecel lele, uang dari mana jika jumlahnya mencapai ratusan juta rupiah. Hariyanto mengaku sama sekali tidak memiliki uang sejumlah itu.
"Diterimanya putri saya sebagai polwan dengan cara ngglundung merupakan bukti untuk bisa diterima sebagai anggota polisi tidak harus berbekal uang ratusan juta rupiah," ujarnya.
Hariyanto berharap nantinya putrinya mampu mengemban tugas sebagaima diamanatkan pada saat pelantikan, yakni mendarmabaktikan tenaga dan pikiran kepada bangsa dan negera, serta bisa menjadi pelayan, pengayom, dan pelindung masyarakat.
Apa yang dialami dan dirasakan Hariyanto diharapkan bisa menjadi motivasi para orangtua yang berminat mendaftarkan putra-putrinya menjadi polisi. Tidak perlu memiliki ketakutan jika tidak punya uang mustagil bisa menjadi anggota polisi.