Akun @junisangga menuliskan "Tak enteni ndagel e malah mbrebes (emot menangis)". Akun twitter @oktalinee, @dxtta, @zolanamora, @worldworldy_ kompak menuliskan kata "menangis".
KRjogja.com berusaha menghubungi Bagus Wisnuaji untuk mengonfirmasi atas tulisannya tersebut. Bagus kemudian menceritakan, ibunya bekerja di sebuah toko olahraga di Kabupaten Sleman.
Rumahnya sendiri berada di Temon, Kabupaten Kulonprogo, atau tidak jauh dari Bandara Internasional Yogyakarta. "Ibu biasanya berangkat pukul 9.00, perjalanan ke tempat kerja biasanya 1,5 jam. Pulang kerja, ibu nyambi jadi Gojek," kata Bagus Wisnuaji.
Bagus memperhatikan tangan ibunya menghitam karena setiap hari harus menempuh perjalanan cukup jauh. Ia kemudian menyisihkan uang jajannya untuk membeli kado sarung tangan pada ibunya.
Jauhnya lokasi kerja dan sebagai driver Gojek membuat ibunya yang bernama Eviati baru sampai rumah sekitar pukul 22.30 WIB. Menurut Bagus, saat hari ulang tahun kemarin, sengaja ia tidak duru dulu untuk member kado.
"Saya tahu ibu saya suka warna ungu, sedang saya suka warna biru. Jadi saya beri kado dua pasang sarung tangan," kata Bagus anak ketiga dari tiga bersaudara. Ia membeli dua sarung tangan tersebut senilai Rp 40 ribu dengan menyisihkan uang jajannya.
Menurut Bagus, ia memiliki tiga saudara kandung. Ia merupakan anak ketiga. Setelah ayahnya meninggal dunia, ibunya menikah lagi. Mereka kemudian tinggal di kediaman ayah barunya yang memiliki dua orang anak. Total dalam satu rumah mereka tinggal berdelapan karena ada famili ayah barunya yang juga tinggal disitu.