KRjogja.com, YOGYA - Pameran seni rupa deCoredbition #2 digelar kembali pada 23 Oktober-11 November 2023 di cafe deCored Coffee and Eatery.
Event tersebut memajang 10 karya seniman, antara lain Deden Adriyansah, Doodleman, Kesit, Lembu Siapa Aku, Masgaga, Ndaru MW,Neus One, Neo Trasher, Pangestumu, dan Trianto Kotrek.
Bertajuk 'ChArtacter, pameran tersebut dibuka secara meriah oleh Farhan Siki pada 23 Oktober 2023 malam. Diselipkan pula performance Wayang enigmatic dari Robot Gedhek Obah dan musik Rastakrina Soundsystem.
Pegiat Seni Rupa, Farhan Siki mengatakan jika sebuah karya seni itu harus mempunyai karakter personalitas.
Baca Juga: Mudah dan Cepat, Begini Cara Top Up Voucher Game di Mistertopup
Meskipun pada awalnya bisa terpengaruh oleh sosial media. Namun seiring proses akan membuahkan karakter pada sang seniman itu sendiri.
"Ada pengolahan batin berdasarkan personalitas. Sehingga nanti outputnya menjadi karya yang mencair sekaligus mencirikan karya sang seniman,"ucap Farhan saat membuka pameran deCoredbition #2.
Ia menambahkan pameran tersebut diharapkan mewadahi para pekarya seni muda. Karena pasti ada yang sesuatu yang tidak terakses oleh orang banyak.
Seniman sekaligus Event Organizer acara deCoredbition #2, Patub Porx mengatakan jika event kali ini merupakan event kedua. Sebagai bentuk aktivasi cafe menjadi ruang galeri. Di mana para seniman yang berpameran bisa berekspresi sembari berkolektivitas.
Disamping, para seniman itu masing-masing punya karakter dalam berekspresi.
" Tema pameran adalah tajuk karakter. Karya dari teman-teman di sini bisa disebut karakter mereka yang biasa dibawa sehari-hari," tutur Patub saat ditemui di DeCored Coffee (23/10/23)
Ia menambahkan jika seni rupa juga bisa disebut sikap respon. Di mana para seniman merespon lingkungan dan sebuah kondisi.
" Tidak hanya tentang lingkungan hidup ya, tapi juga mungkin ini tahun depan itu tahun politik itu juga teman-teman bisa merespon dengan dengan karakter mereka masing masing. Saya mengartikan jika sebuah seni bukan sebuah jejak mati, melainkan jejak hidup ketika terlihat,"ungkapnya.
Patub berharap akan ada kegiatan kolektif tersebut berlanjut setidaknya satu bulan sekali dengan tema yang berbeda. Tidak harus seni rupa saja, akan tetapi bisa dari hal yang menarik lainnya. (*3)