Kalurahan Poncosari Gandeng UST dan UP45, Olah Sampah Jadi Sumber Energi

Photo Author
- Selasa, 5 September 2023 | 07:13 WIB
Demontrasi penggunaan alat pengolah sampah dengan metoda pirolisis (Foto Istimewa)
Demontrasi penggunaan alat pengolah sampah dengan metoda pirolisis (Foto Istimewa)

Krjogja.com - DARURAT sampah yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelitik Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Bantul untuk ikut terlibat mengatasinya. Yakni dengan ikut memecahkan sampah yang ada di sekitarnya. Termasuk diantaranya memecahkan sampah di destinasi wisata, Pantai Baru yang berada di Kalurahan tersebut.

Bersama Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) dan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, Kalurahan Poncosari berupaya mengatasi dengan mengolah sampah yang dihasilkan warga. Pengolahan yang dilakukan dengan metoda pirolisis.

Harapannya dengan metode ini penanganan limbah sampah dari warga lebih efektif. Karena metode ini mengubah sampah yang terkumpul menjadi arang, sehingga lebih berguna.

Baca Juga: Manfaatkan Limbah Sampah Organik dengan Metode Ecoprinting

Sebelum metoda ini diterapkan di Kalurahan Poncosari, dipaparkan lebih dahulu Tim Dosen Pengabdian kepada Masyarakat dari Program Studi Teknik Industri Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta bersama Program Studi Administrasi Publik Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta (UP45) dalam kegiatan Sarasehan Program Pengabdian kepada Masyarakat sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan yang bertema "Inovasi Rekayasa 'Pirolisis' untuk Mendukung Pengembangan Wisata Mandiri Energi di Pantai Baru Kalurahan Poncosari" diadakan pada Jumat (1/9/2023) lalu di Rumah Makan "Pring Petung" Kawasan Wisata Pantai Baru Kalurahan Poncosari Kabupaten Bantul.

Kegiatan yang menghadirkan narasumber Muhammad Noviansyah Aridito, MSc, dari Program Studi Teknik Lingkungan UP45 ini diikuti oleh berbagai unsur, seperti Pengelola Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Poncosari, Pengelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Kalurahan Poncosari, Jajaran Pemerintah Kalurahan Poncosari, Tim Pengerak PKK, Kelompok Pengelola Sampah, Dukuh dan Pendamping Desa, serta Pendamping Lingkungan Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul, berlangsung antusias saat pengenalan teknologi dan pelatihan penggunaan alat Pirolisis untuk mengubah sampah menjadi arang.

Sejumlah alat pengolah sampah dengan metoda pirolosis yang diserahkan ke Kalurahan Poncosari (Foto Istimewa)

Ketua Tim Pengabdi, Ir Syamsul Ma’arif, ST MEng yang didampingi oleh anggota Tim Pengabdi, yaitu Agustinus Eko Susetyo, ST MSc (Dosen Program Studi Teknik Industri UST), dan Nurhadi, MPA (Dosen Program Studi Administrasi Publik UP45), menyampaikan ini dalam rangka ikut serta mengembangkan kawasan wisata Pantai Baru menjadi kawasan wisata mandiri energi melalui upaya pengolahan sampah di Kalurahan Poncosari ini.

Muhammad Noviansyah Aridito MSc selaku narasumber memaparkan bahwa, dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Men LHK) menyebutkan cara pengelolaan sampah bermacam-macam jenisnya, salah satunya adalah pengelolaan sampah menjadi sumber energi.

Beberapa teknologi untuk mengolah sampah menjadi sumber energi adalah biodigester (biogas), proses termal yaitu insinerator, pirolisis, dan gasifikasi. Dari berbagai teknologi pengelolaan sampah yang paling ramah lingkungan adalah teknologi pirolisis. Pirolisis adalah berasal dari kata ‘Piro’ (api) dan ‘Lisis’ (pemecahan), sehingga dapat diartikan teknologi pengolahan sampah menggunakan api untuk memecah material (dalam hal ini sampah) dengan tanpa oksigen. Oleh karena itu, prinsip pirolisis tidak membakar sampah sama sekali, karena api yang digunakan tidak mengenai material sampah sama sekali" tegas Dito, panggilan akrabnya.

Dengan metoda ini, maka sampah yang dikumpulkan diolah menjadi sumber energi, yakni arang. Dengan demikian, limbah tersebut memiliki manfaat atau nilai tambah.

Baca Juga: Darurat Sampah Laut: Dampak Tersembunyi Terhadap Kesehatan di Masa Endemi

Dijelaskan, Pemda DIY saat ini sedang membangun tempat pengolahan sampah yang lebih memadai dan diperkirakan baru akan beroperasi pada 2025. Kita akan menghadapi masa kritis penanganan sampah pasca penutupan TPA Piyungan sampai pada tahun 2025. Untuk itu, kita perlu melakukan pengelolaan sampah di masing-masing lingkungan kita. Pengolahan sampah sebenarnya dapat ditangani dengan menggunakan berbagai teknologi.

Kegiatan ini dapat terselenggara atas dukungan Program Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud) dalam Hibah Program Pengabdian kepada Masyarakat skema Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) tahun 2023.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Primaswolo Sudjono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X