KRjogja.com - BANTUL - Kalurahan Bangunharjo, Sewon, Bantul memiliki slogan ‘Gerbang Mawar Asri'. Slogan tersebut memilki kepanjangan ‘Gerakan Bangunharjo Makaryone Warga Agawe Resik, Bersih dan Indah’. Moto itu menjadi penyemangat bagi Kalurahan Bangunharjo yang dinahkodai Lurahnya yang baru delapan bulan memimpin yakni Nur Hidayat SAg MSi.
Moto tersebut nantinya diharapkan bisa didukung seluruh elemen masyarakat yang ada di Kalurahan Bangunharjo yang memiliki 17 pedukuhan dan para pejabat di atasnya untuk bersama-sama mengelola sampah dan harapannya sampah di kelurahan Bangunharjo bisa selesai di desa Bangunharjo, sehingga tidak perlu lagi membuangnya ke TPA Piyungan.
Nur Hidayat yang ditemui baru-baru ini menjelaskan, masalah sampah di Kalurahan Bangunharjo , merupakan salah satu prioritas programnya bersama jajaran BUMKal (Badan Usaha Milik Kalurahan) yang ada di Kalurahan tersebut. Program darurat sampah di DIY termasuk di Kabupaten Bantul sudah selaras dan sesuai dengan instruksi Gubernur DIY dan Bupati Bantul tentang pengolahan sampah.
Baca Juga: Waspada, Penyakit Sifilis Muncul Lagi
“Kita sudah bergerak cepat dengan menugaskan BUMKal Bangunharjo. Ini kita sudah konsens dan progresnya sudah terlihat terhadap pengolahan sampah di Kalurahan Bangunhajo. Ke depannya program pengolahan sampah ini masuk dalam program unggulan, termasuk inovasi-inovasinya yang ada di Kalurahan Banguharjo, seperti yang tertuang dalam slogan di atas,” katanya.
Sementara itu, Direktur BUMKal Bangkit Karya Kalurahan Bangunharjo, Sungkono SE MSc menjelaskan, salah satu program yang dilakukannya dalam penanganan darurat sampah adalah pengolahan sampah. “Untuk tahap awal, kita terlebih dahulu akan mengedukasi warga masyarakat yang ada di berbagai pedukuhan di Kalurahan Bangunharjo. Warga masyarakat diminta untuk memilah-memilah jenis sampah sebelum disetor ke Bumkal sementara ke hanggar yang ada di dusun Wojo,” tegas Sungkono.
Menurut Sungkono, nantinya sampah yang dipilah-pilah masyarakat ada tiga jenis yaitu sampah An-Organik yang meliputi sampah plastik dan kertas. Kedua jenis sampah ini bisa dijual kembali. Sedangkan sampah organik berupa sampah daun dan sisa-sisa makanan.
“Sampah ini nantinya akan kita olah dalam bentuk kompos dan magot. Setelah kita olah nantinya bisa memperoleh nilai tambah secara ekonomi,” tuturnya.
Baca Juga: Peran Pusat Karier Penghubung Kampus dan Dunia Kerja Sangat Penting
Selanjutnya sampah yang ketiga yakni sampah residu, bukan An-organik bukan pula organik, seperti sampah pembalut, pampers dan sampah yang sudah campur jadi satu, sehingga tidak bisa diolah lagi. Karenanya sampah ini kita bakar,” lanjutnya.
Dijelaskan, untuk membakar sampah pihak BumKal Kalurahan Bangunharjo sudah punya dua alat pembakar yang ramah lingkungan namanya TongTu (Tobong Tungku). Beberapa hari yang lalu, pihaknya sudah meng-ujicoba alat ini, ternyata mampu meminalisir asap. Asapnya kelihatan hanya berbentuk bayang-bayang, kecuali saat membuat api awal.
“Alat ini akan terus kita kembangkan untuk membakar ribuan sampah di lima pedukuhan yaitu Wojo, Saman, Randubelang, Jotawang dan Salakan. Setelah itu, alat ini ke depannya akan terus kita kembangkan ke pedukuhan lainnya di Kalurahan Bangunharjo yang jumlah seluruhnya 17 pedukuhan,” paparnya.
Tentang siapa yang akan mengambil sampah yang telah dipilah-pilah warga, Sungkono menjelaskan, ada petugas sendiri dari perangkat RT dan pedukuhan. “Nanti kita akan mendorong dan mengajak masyarakat untuk iuran bulanan yang nantinya diurus dan diserahkan kepada perangkat RT dan perangkat pedukuhan masing-masing,” pungkas Sungkono. (Rar)