Rantang Berkah, Solusi Pengisi Perut Lansia Terlantar

Photo Author
- Senin, 5 September 2022 | 10:57 WIB
RANTANG1
RANTANG1

“ASSALAAMUALAIKUM...rantangan, mbook,” suara seseorang terdengar dari luar rumah Mbok Sarmi di sebuah desa di kecamatan Bukateja, pada suatu pagi menjelang siang.

Suara yang sangat familiar di telinganya. Perempuan 76 tahun itu bangkit dari duduknya. Kendati jalannya tertatih, berusaha secepatnya menemui tamunya.

Tidak banyak bicara, tamu itu mengulurkan rantang dua susun kepada Mbok Sarmi yang menerimanya dengan mata berbinar. Masih ada lima rantang susun lagi yang harus segera diantar ke sejumlah warga lainnya, sebelum matahari semakin tinggi.

Setelah tamunya pergi, bergegas dibukanya satu rantang. Isinya nasi putih dengan oseng buncis dan pindang ikan. Masing-masing lauk itu dipisahkan dengan bungkus plastik agar tidak mudah basi. Dalam rantang yang sama ada pula satu buah jeruk.

Rantang dengan menu yang sama persis juga diterima Mbah Sudir yang tinggal hanya sepelemparan batu dari rumah Mbok Sarmi. Pada waktu yang bersamaan, ratusan rantang tengah menyambangi rumah-rumah warga lansia (lanjut usia) di seluruh pelosok Purbalingga.

Dan pada waktu yang kira-kira sama, Mbok Sarmi, Mbah Sudir dan ratusan lansia lainnya tengah menikmati makan siang dengan lahap, di rumah masing-masing yang kusam. Tentu dengan perasaan lega karena sudah ada satu rantang lagi buat makan malam nanti. “Itu program rantang berkah untuk kalangan lansia yang tidak mampu atau hidup sebatangkara,” tutur Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi.

Program yang diluncurkan sejak Maret 2019 itu merupakan solusi instan urusan perut kaum lansia di Purbalingga. Yakni lansia, seperti yang disebutkan Bupati Tiwi, sebatangkara, lemah dan tidak berdaya. Dua porsi nasi rames perhari bisa menjadi solusi instan, setidaknya pada hari itu.

Program itu dibiayai dengan dana APBD murni Purbalingga. Satu paket berupa dua rantang atau dua porsi nasi berikut sayur dan lauk 'amis-amis' (daging, telur atau ikan) untuk asupan protein, serta buah. Satu paket rantang berkah senilai Rp 25 Ribu termasuk ongkos kirim. Jauh dekat. Termasuk pajak di dalamnya.

Disebut rantang berkah karena menu itu ditempatkan dalam wadah rantang dan diharapkan menjadi berkah bagi penerimanya, berkah bagi penggagas dan pelaksananya. Pun bagi pengusaha dan pengelola warung makan yang menjadi rekanan Pemkab dalam program tersebut.

Karena sudah dipotong pajak, pengelola warung makan tidak menerima utuh Rp 25 Ribu untuk satu paket perhari. Karenanya, dalam hitung-hitungan bisnis, untungnya sangat tipis. Apalagi harus mengantar ke lokasi yang jauh.

“Ya nggak apa-apa. Kami berharap ikut mendapat berkah dari program rantang berkah ini,” ujar seorang pemilik warung makan yang menjadi rekanan untuk pengadaan distribusi rantang berkah tersebut.

Program itu semula dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Purbalingga. Sejak tahun 2022, tanggungjawab itu dialihkan kepada Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsosdalduk KB P3A).

Pada tahun pertama, hanya 305 warga lansia penerima rantang berkah di tujuh wilayah kecamatan. Saat ini, jumlahnya sudah bertambah menjadi menjadi 497 lansia yang tersebar merata di seluruh kecamatan di Purbalingga. Setiap saat data penerima manfaat diperbarui. Yang meninggal, atau diurus keluarganya diganti penerima lainnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

4 Orang tewas, Truk Tangki Seruduk Minibus di Cilacap

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:41 WIB
X