Krjogja.com - PURWOKERTO - Sabtu (18/5/2024) malam yang seharusnya menjadi momen kegembiraan dan perayaan peluncuran Pilkada Banyumas di Purwokerto, Jawa Tengah berubah menjadi adegan kekerasan yang mengejutkan.
Konser musik yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyumas di objek wisata Menara Teratai, Jalan Bung Karno, mengalami kekacauan yang mengakibatkan tujuh penonton terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Kejadian tragis itu bermula ketika suasana konser mulai memanas setelah terjadi aksi dorong-mendorong di antara sejumlah penonton. Namun, situasi semakin buruk ketika sekelompok orang mulai saling lempar batu, memicu kekacauan di tengah kerumunan.
Kondisi semakin tegang dengan hujan batu yang semakin deras, menciptakan suasana yang mencekam selama sekitar 20 menit.
Baca Juga: FUI DIY Gelar Aksi di Titik Nol Kilometer, Serukan Empat Hal Ini
Menurut saksi mata, kekacauan mencapai puncaknya sekitar pukul 23.00 WIB, saat artis tamu Nabila Maharani sedang membawakan penampilan terakhirnya. Namun, kegembiraan itu terganggu oleh aksi kekerasan yang menyebabkan konser harus dihentikan lebih awal.
Meskipun upaya dilakukan untuk meredam emosi massa oleh Nabila Maharani dan pembawa acara, kepolisian harus turun tangan untuk mengendalikan situasi yang memburuk.
Pihak KPU Banyumas mengonfirmasi bahwa tujuh korban telah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. "Sebanyak 3 korban dilarikan ke RSI dan 4 korban ke RS Ananda.
Mereka telah diperbolehkan pulang. KPU telah menanggung semua biaya perawatan dan memastikan korban sampai kembali ke rumah mereka masing-masing," ungkap Ketua KPU Banyumas Rofingatun Khasanah, Minggu (19/5/2024).
Baca Juga: Diduga Akan Lakukan Tawuran 2 Remaja Diamankan
Sebelum tragedi tersebut, acara peluncuran Pilkada Banyumas berjalan lancar dengan berbagai kegiatan seni dan hiburan yang meriah. Mulai dari pertunjukan kesenian Ebeg, flashmob jingle pemilu, hingga penampilan musik dari berbagai band lokal.
Namun, kegembiraan itu berubah menjadi kekhawatiran ketika keributan pecah di akhir acara, menyisakan pertanyaan tentang apa yang memicu kekerasan tersebut.
Pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan terhadap insiden tersebut, sementara warga setempat dan pemangku kepentingan lainnya mengecam kekerasan yang terjadi di acara publik yang seharusnya menjadi sarana bersenang-senang dan menyatukan masyarakat.
Semoga insiden serupa tidak terulang di masa depan, dan masyarakat dapat menikmati acara publik dengan aman dan damai.(*)