krjogja.com - YOGYA - Melibatkan sejumlah seniman lokal dan pelajar, Balai Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (TekKomDik) DIY, melaunching 2 Film Pendidikan berjudul Cinta Dicontreng atau Cireng dan Anak Singkong, Kamis (24/8/2023) di Grhatama Pustaka, Jalan Raya Janti, Banguntapan, Bantul.
"Ada 5 film kita produksi saat ini, dua film yang kita launching ini mengandung pesan untuk pelajar di DIY, Cireng ini mengajarkan bagaimana proses berdemokrasi, bermusyawarah. Sedang Anak Singkong pesan tentang pelajar yang memiliki jiwa kewirausahaan,” kata Kepala Balai Tekkomdik DIY Rudy Prakanto SPd MEng kepada wartawan usai pemutaran film perdana yang dihadiri perwakilan siswa-siswa SMA di Yogya.
Didamping Briliana Desy Arfira atau lebih dikenal dengan Yu Ning di film Tilik dan kini membintangi Cireng dan Susilo Nugroho atau Den Baguse Ngarso bintang anak singkong, serta sutradara Seno Aji, Rudy mendorong semua sekolah terutama jenjang SMA bisa menonton kedua film tersebut.
"Kita utamakan nonton bareng di sekolah dulu baru nanti kita unggaj ke YouTube, agat pesan bisa langsung dipahami para pelajar DIY. Kita tidak membatasi para pelajar yang memiliki potensi dalam berakting langsung audisi dan dipilih tim," jelasnya.
Artis lokal, Yu Ning mengaku senang bisa bermain film bersama para pelajar Yogya. Dalam prosesnya memang banyak pelajar yang masih kaku, akan tetapi setelah mereka sedikit berlatih hasilnya justru lebih natural," ujarnya
Sedang Den Baguse Ngarso menyatakan saat ini viral tik-tok dengam durasi pendek. "Maka film bisa dibuat lebih pendek durasinya tetapi jumlahnya lebih banyak, minimal 12 film dalam 1 tahun. Karena perkembangan cepat, dalam 2 minggu video viral sudah berganti dan kita harus menangkap isu-isu secara cepat," tegas Den Baguse yang juga membantu beberapa video kreator dalam membuat konten.
Film Cinta Cireng menceritakan tentang pengurus OSIS mengadakan seleksi calon peserta lomba, setelah mendapatkan nama, ternyata mengundurkan diri alasan sakit. Kemudian terjadi perdebatan untuk menentukan nama pengganti. Ketua OSIS menyelidiki hingga menemukan fakta siswa yang mengusulkan untuk mengganti peserta menyuap calon peserta dengan peralatan vlog agar dirinya mundur.
Sedang Anak Singkong menceritakan sosok Cendani seorang anak yatim bersekolah di SMA Negeri. Ia tinggal bersama Ibunya yang sudah tua, untuk memenuhi segala kebutuhan mereka bergantung dari hasil berjualan makanan dari bahan dasar singkong. Berawal dari tugas sekolah dan dukungan juragan singkong, Cendani membuat olahan singkong lebih inovatif dan kreatif agar dapat menembus pasar yang lebih luas.
“Kedua film ini mengandung pesan untuk pelajar di DIY, Cireng ini mengajarkan bagaimana proses berdemokrasi, bermusyawarah. Kalau Anak Singkong pesan tentang pelajar yang memiliki jiwa kewirausahaan,” pungkas Rudy.(Vin)