JAFF Luminescence 2023 Ditutup, Dihadiri Lebih Dari 20.000 Penonton, Monisme Raih Film Terbaik

Photo Author
- Minggu, 3 Desember 2023 | 14:26 WIB
Film Monisme dari Indonesia berhasil meraih sebagai film terbaik JAFF 18 dan mendapatkan Golden Hanoman.  (Istimewa)
Film Monisme dari Indonesia berhasil meraih sebagai film terbaik JAFF 18 dan mendapatkan Golden Hanoman. (Istimewa)

Krjogja.com, YOGYA - Setelah berlangsung selama delapan hari, Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ditutup pada Sabtu 2 Desember 2023. Pada malam penutupan, diumumkan Film Monisme dari Indonesia berhasil meraih sebagai film terbaik JAFF 18 dan mendapatkan Golden Hanoman.

Sedangkan Oasis of Now karya sutradara Chia Chee Sum dan Dreaming & Dying karya sutradara Nelson Yeo masing-masing meraih Silver Hanoman dan Special Jury Mention. Monisme adalah film Indonesia satu-satunya yang berkompetisi di program Kompetisi Utama.

Film eksperimental yang disutradarai oleh Riar Rizaldi berkisah tentang beberapa aktor profesional dan non-aktor profesional yang menggambarkan dinamika hubungan manusia dan alam di salah satu gunung berapi paling aktif di dunia, Gunung Merapi.

Baca Juga: Nilai Ekspor DIY Naik Sementara Impor Lesu

Film ini tayang perdana di Festival International de Cinéma de Marseille 2023 dan meraih Film Terbaik di Bucharest International Experimental Film Festival 2023.

Dibuka pada 25 November lalu, hingga hari terakhir ini tercatat 20.444 pengunjung JAFF 18 turut merayakan tidak hanya perkembangan sinema Asia yang semakin bercahaya tapi juga merayakan kemanusiaan Asia.

Pencapaian yang menggembirakan ini sekaligus menjadi penanda industri film Asia yang terus memperlihatkan geliatnya selama setahun terakhir ini.

Baca Juga: Defisit APBD 2024 Kabupaten Temanggung Ditargetkan Rp 137,5 Miliar

"Kedewasaan JAFF yang memasuki tahun ke-18 ikut terasa melalui antusiasme penonton dan semua pesertanya tahun ini. Semoga semangat yang ditunjukkan oleh semua yang hadir dan berpartisipasi ikut menjadi penggerak gairah perfilman kita di tahun ke depan,” ujar Ifa Isfansyah, Direktur Jogja-NETPAC Asian Film Festival.

Selama delapan hari jalannya festival, sebanyak lebih dari 3.000 peserta turut berpartisipasi dalam program-program non penayangan, baik itu public lecture, workshop, forum komunitas, maupun Film & Series Lab.

Partisipasi yang besar menandai minat publik terhadap perkembangan seni budaya yang tidak hanya melibatkan praktisi dan akademisi tapi juga bakat-bakat baru dan publik secara umum.

Baca Juga: Terlalu! Setelah Dibacok Pakai Clurit Korban Diminta Uangnya

Program-program baru seperti Nocturnal, penayangan film-film di jam menjelang tengah malam atau midnight show, dan Special Events, seperti Rimpang Dilayarkan dan Dirayakan, penayangan lima video musik dari album terbaru Efek Rumah Kaca, mendapatkan sambutan yang luar biasa dari penonton JAFF tahun ini.

Penyelenggaraan bioskop bisik yang dimulai pada tahun lalu, kembali dihadirkan pada JAFF tahun ini dengan menayangkan sebuah film besar tahun ini, yaitu Petualangan Sherina 2 (Miles Films, 2023).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Lima Fakta Menarik Film Timur untuk Isi Liburan

Rabu, 17 Desember 2025 | 21:45 WIB
X