"Alhamdulillah orang Indonesia orang yang mau mendengarkan. Mazhab itu tidak jauh berbeda, yang beda itu cara menyampaikan mereka," Ariful kembali menegaskan.
Mengaku bangga, Ariful bersyukur setiap hari bisa salat di Masjid Nabawi. Lebih-lebih bisa mengisi kajian di Masjid kebanggaan umat Islam.
"Bangga lah, ya, bisa salat di sini, bisa ngajar ngaji di sini, setiap hari" ujarnya.
Dikatakan Ariful, jemaah asal Indonesia juga insya Allah senang ada orang Indonesia ngisi pengajian di masjid Nabawi. "Karena insya Allah orang Indonesia juga bangga. Ternyata ada ya orang Indonesia yang ngajar di sini," ucapnya lagi.
Ariful mengaku rumahnya cukup jauh dari Masjid Nabawi. Jaraknya sekitar 7 kilo meter dari masjid tempatnya mengajar setiap hari.
"Setiap hari ngisi kajian. Pokoknya kalau tidak sakit atau tidak ke Mekah, pasti ngajar," ujarnya dengan linangan air mata.
Berkisah soal dukanya, Ariful mengaku sakitpun kadang tetap mengisi kajian, tidak pernah libur, bahkan saat lebaran tiba.
"Kadang tubuh menggigil, demam. Saya minta ke Abang saya cepat bawa ke Masjid Nabawi. Enggak ada libur, lebaran juga gass," tutupnya. (Rini Suryati)