Menurut Subhan, selain city bus standar, terdapat pula city bus jenis VIP yang dilengkapi dengan fasilitas khusus, seperti lintasan lipat di pintu untuk memudahkan jemaah lansia yang menggunakan kursi roda. Meskipun jumlahnya terbatas di Arab Saudi, hanya ada 25 unit VIP yang tersedia dari total armada city bus.
"Dari jumlah tersebut, 20 unit telah kami sewa dari beberapa syarikat, sementara 5 unit tersedia di bawah syarikat lain yang tidak kami kontrak," jelas Subhan.
Subhan menegaskan bahwa semua bus VIP yang disewa Kemenag dirancang untuk kenyamanan jemaah, meskipun dengan jumlah kursi yang lebih sedikit dibanding city bus standar.
Sejarah dan Evolusi Layanan Bus Shalawat
Subhan Cholid juga mengungkapkan sejarah perkembangan layanan bus shalawat sejak dimulainya pada tahun 2008. Pada masa itu, pembongkaran hotel-hotel di sekitar Masjidil Haram oleh Pemerintah Saudi mengakibatkan keterbatasan akomodasi bagi jemaah haji, yang memaksa Pemerintah Indonesia mencari alternatif pemondokan yang lebih jauh dari Masjidil Haram.
"Kami menemukan bahwa rumah terdekat bagi jemaah haji Indonesia pada saat itu berjarak 2 km dari Masjidil Haram, sedangkan rumah-rumah terjauh mencapai lebih dari 10 km dari Masjidil Haram," kenang Subhan.
Pada awalnya, armada bus yang tersedia terbatas pada jenis city bus dengan body rendah dan tiga pintu, dimiliki oleh satu perusahaan di Arab Saudi. Bus-bus tersebut awalnya hanya melayani rute tertentu seperti Jamarat - Mahbas Jin - Bab Ali. (*)