Bisa dipastikan tidak ada warga yang mengambil atau menjual durian milik tetangganya (orang lain), sebab semua sudah hafal durian dari pohon milik mereka masing-masing.
"Jadi semisal di lereng sebelah pohon milik tetangga, kemudian jatuhnya menuju ceruk yang sama, biasanya akan diambilkan untuk dibawakan turun, kadang bergantian, mereka saling membawakan, tidak kemudian dijual atau dimakan sendiri, karena kalau dijual pasti ketahuan, kami sudah hafal buah durian dari pohon-pohon kami," ujarnya.
Diterangkan, sebagai penerus petani durian, bisa dikatakan tinggal menikmati jerih payah leluhurnya saat dulu menanam pohon durian di hutan-hutan, namun ia merasa harus memikirkan bagaimana hilirisasi produk, khususnya saat puncak musim durian berlangsung.
Baca Juga: Pesawat Pelita Air Turun dari Pesawat di Juanda Karena Candaan Bom, Begini Kata Saksi Mata Penumpang
"Hukum pasar tetap berlaku mas, saat produksi melimpah harga kadang anjlok, karena tidak bisa juga disimpan terlalu lama, kecuali dikemas dan dimasukkan ke fresher, sementara durian termasuk komoditas musiman, tentu fluktuasi harganya kadang sulit dikendalikan, terlebih jika sudah di tangan tengkulak," terangnya.
Salah satu yang sudah dicoba lakukan,yakni membuat produk turunan daging buah durian, ada yang diolah menjadi dodol durian atau lempok, masakan tempoyak, atau sayur durian muda, bahkan durian goreng. "Kalau sayur durian muda sebetulnya sudah biasa disini, jadi kalau ada pembeli buka durian disini dan belum masak lantas kami sayur.
Disinggung harga, beli durian langsung di petani harganya tentu relatif lebih murah, meskipun bervariatif tergantung jenis dan besar kecilnya ukuran, kisaran harga di tingkat petani saat ini antara Rp 10 ribu - Rp 50 ribu per butir. Kebanyakan pembeli adalah pelanggan, kendati banyak juga pengepul dan pedagang durian luar kota yang datang kulakan untuk dijual kembali.
"Sejauh ini kami masih melayani pelanggan, untuk durian pihti dan lulang kadang kami antar, belum lama ini saya antar ke Kebumen dan Semarang. Kalau makan disini, jika pas beruntung kami sajikan menu masakan durian dan durian goreng, kedepan kalau banyak peminatnya ya kami jual, kami harus memikirkan itu," ungkapnya.
Salah satu pembeli Rinto, warga Kutoarjo, Purworejo mengungkapkan, ia sengaja datang ke Kaligono untuk menikmati durian lokal Kaligesing secara langsung. Menurutnya, membeli durian dan dimakan di tempat itu semacam ada garansi, kalau hambar atau mentah bisa minta ganti.
"Semua durian di sini matang pohon, petani mengambil durian yang sudah jatuh dan pasti sudah masak, otomatis rasa dan aromanya benar-benar terjaga. Wanginya menusuk hidung, tekstur daging buahnya kesat dengan daging tebal," ungkapnya. (*-5)