"Anak- anak sudah tahu akan tugas dan kewajiban dari orang tuanya. Sehingga pada akhirnya tidak ada persoalan antara tugas dan kewajiban seorang Kapolsek dengan keluarga. Sehingga waktu yang terbatas dengan keluarga itu harus benar-benar diisi dengan kegiatan berkualitas," ujarnya.
Berbicara mengenai kesadaran masyarakat Pajangan melaksanakan prokes, menurut Titik Esti sangat menggembirakan, salah satu indikasinya adalah kesadaran masyarakat menggunakan masker di manapun berada.
"Ketika ibu-ibu dan bapak-bapak pergi ke sawah sekalipun mereka tetap mengenakan masker. Termasuk mengurangi intensitas pertemuan dengan masyarakat dalam jumlah banyak," jelasnya.
Selain fokus dalam penanganan Covid-19, menurut Titik Esti satu hal yang tidak boleh diabaikan ialah, potensi bencana alam yang sewaktu -waktu bisa terjadi di Kapanewon Pajangan. Wilayah Pajangan dengan dominasi dataran tinggi semua potensi bencana alam bisa terjadi. Mulai pohon tumbang, angin kencang hingga tanah longsor.
Terkait hal itu, Titik Esti mengajak warga untk membiasakan menanam pohon yang bisa menjadi penghalang tanah longsor. Tak sebatas hanya berupa fisik semata, Titik Esti menyodorkan sebuah simbol dengan menanam pohon di sejumlah tempat. "Sopo sing nandur ing tembe bakal ngunduh," ujar Titik Esti.
Wakil Ketua FPRB Abi Lawa Kalurahan Sendangsari Kapanewon Pajangan Bantul, Saifudin mengatakan, jumlah personel FPRB mencapai 40 orang. Dengan pasukan sebanyak itu Saifudin optimis mampu bersinergi dengan jajaran Polsek Pajangan dalam menangani Covid-19 dan menghadapi ancaman potensi bencana alam. "Kami dan teman-teman FPRB siaga 24 jam jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Baik untuk penanganan bencana alam maupun kegiatan terkait dengan penanggulangan Covid-19," jelasnya.(Sukro Riyadi/Haryadi)