KARANGANYAR (KRjogja.com) - Tak kuat lagi menahan pilu, seorang siswi SMP asal Jeruksawit, Gondangrejo berinisial Was (14) mengadukan ayah tirinya ke polisi. Gadis ini berulangkali dipaksa melayani kebutuhan biologis pelaku saat ibundanya tak di rumah.
Laporan ke polisi bermula dari cerita korban kepada neneknya tentang perbuatan bejat Pai (33), ayah tirinya yang selama ini tinggal satu atap. Was memutuskan kabur ke rumah sang nenek karena tak sanggup lagi menahan derita lahir dan batin.
“Korban diantar neneknya melapor ke polisi pada 15 November 2016. Dalam laporan itu, ia mengaku disetubuhi ayah tirinya berkali-kali. Polisi juga mengantongi bukti visum at repertum terhadap korban serta pakaian dalam korban,†ujar Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak kepada wartawan dalam gelar barang bukti kasus persetubuhan dengan anak di bawah umur di Mapolres, Kamis (17/11/2016).
Diceritakan, Was kali pertama disetubuhi Pai di rumahnya usai pulang dari sekolah, Selasa (18/10/2016). Dalam kondisi rumah sepi, ayah tirinya itu memaksa Was melucuti seragam pramukanya sambil berkata ‘ayo nduk pak’e pengen’. Was takut memberontak karena pelaku mengancam bakal memenggal kepalanya apabila penyaluran birahinya ditolak.
Harapan Was perbuatan itu pertama dan yang terakhir ternyata kandas. Sebab, Pai kembali menyergap tubuh korban sambil membisikkan kata-kata terkutuk ‘ayo nduk, pak’e pengen meneh’ pada Jumat (11/11/2016). Korban beralasan sedang datang bulan supaya ayah tirinya mengurungkan niat itu. Akhirnya, pelaku hanya meremas bagian dada dan area sensitif korban sampai dirinya terpuaskan.
Kapolres menduga, perbuatan nista itu tak hanya sekali atau dua kali dilakukan Pai terhadap Was. Terdapat banyak kesempatan pelaku berada di dalam rumah saat istrinya bekerja sambil menunggu korban pulang dari sekolah. Pai sendiri tak memiliki pekerjaan tetap.
Sementara itu Pai yang ditangkap pada Selasa (15/11/2016) di rumahnya tak banyak menyahut pertanyaan pewarta. Ia hanya menceritakan pernikahan dengan ibunda Was berlangsung cukup lama sejak korban masih duduk di bangku sekolah dasar.
“Istri bekerja dari pagi sampai malam di pabrik roti,†jelasnya.