Krjogja.com - Kulonprogo - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kulonprogo menggelar simulasi pemungutan suara untuk Pemilu 2024 di Hotel Novotel YIA, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulonprogo, Daerah istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (29/1). Dalam simulasi ada difabel yang mengeluhkan peletakan kotak suara yang terlalu tinggi.
Ketua KPU setempat, Budi Priyana mengatakan, simulasi bertujuan memberikan gambaran kepada masyarakat tentang proses pemungutan suara dalam Pemilu nanti. Sehingga banyak peserta dilibatkan mulai dari tokoh publik, organisasi masyarakat, hingga kelompok-kelompok tertentu.
Baca Juga: DPRD Klaten Tetapkan Perda Penyelenggaraan Penanaman Modal
"Simulasi untuk memberikan gambaran kepada peserta yang kami undang agar mengetahui proses pemungutan suara yang insya Allah pada 14 Februari nanti konsepnya sama seperti ini," jelasnya.
Melalui sosialisasi pihaknya juga mengenalkan penggunaan aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap). Aplikasi hitung cepat pemilu yang bisa jadi gambaran sementara sebelum hasil resmi perhitunghan suara keluar dari proses rekap berjenjang.
Baca Juga: Diserahkan Lewat Aplikasi 'Raharjo' Bank BPD DIY Bansos Lansia Upaya Pengentasan Kemiskinan
"Simulasi sebagai ajang pengenalan Aplikasi Sirekap dalam pemungutan suara. Aplikasi Sirekap adalah alat bantu untuk penghitungan suara. Meskipun nanti hasil yang digunakan itu adalah hasil dari rekapitulasi secara berjenjang dari perhitungan di TPS, rekapitulasi di PPK, rekapitulasi di kabupaten/ kota, provinsi sampai RI. Jadi ini sebagai alat bantu hitung cepat supaya masyarakat segera memperoleh informasi hasil pemungutan suara secepatnya," ungkap Budi.
Menanggapi adanya keluhan dari penyandang disabilitas, Budi menjelaskan, pihaknya akan mengevaluasi dan memastikan pelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2024 wajib ramah penyandang disabilitas, khususnya untuk penderita tuna daksa. Setiap TPS akan disediakan jalurram.
Baca Juga: Pimpin Doa Konbes NU, Gus Mus Pernah Timba Ilmu di Krapyak, Ini Profilnya
"Untuk difabel memang setiap TPS kami arahkan ramah difabel, terutama bagi difabel fisik harus ada ram, sehingga mereka bisa menggunakan kursi roda tanpa harus diangkat," tuturnya menambahkan pihaknya juga akan mengatur peletakan meja bilik suara dengan ketinggian tertentu agar mudah dijangkau pemilih disabilitas.
Sri Lestari penderita tuna aksa, calon pemilih asal Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Wates, mengaku kesulitan saat memasukan surat suara ke dalam kotak suara.
Baca Juga: Perpanjangan Jalur Kereta Cepat Indonesia Menuju Yogyakarta Bahkan Sampai Surabaya, Begini Rumornya
"Kalau akses pemilh disabilitas memang sudah mendapat perhatian tapi saat saya mau memasukan surat suara tadi agak susah, letaknya terlalu terlalu tinggi, jadi harus dibantu petugas," kata Sri usai simulasi pemungutan suara.