Konser Gamelan Berlatar Wayang Kreasul Sapto Raharjo, Buka YGF ke-26

Photo Author
- Jumat, 24 September 2021 | 13:37 WIB
Penampilan Sanggar Anak Seni Nusantara Sekar Jati Laras, Bantul. (ist)
Penampilan Sanggar Anak Seni Nusantara Sekar Jati Laras, Bantul. (ist)

Menurut Program Director YGF Ishari Sahida atau Ari Wulu, YGF selalu berusaha hadir dalam kondisi apa pun sejak 1995. Biasanya Komunitas Gayam16 menghadirkan YGF secara langsung, akan tetapi pandemi Covid-19 membuat kegiatan ini harus digelar secara daring atau online.

“Ini kedua kalinya YGF digelar secara online, meskipun tidak diadakan langsung bersama-sama tetapi, orang tetap bisa menikmati bersama-sama melalui internet yang melampaui batasan ruang dan waktu,” ujarnya dalam sambutan pembukaan YGF ke-26.

Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) DIY Dwi Ratna Nurhajarini mengatakan YGF ke-26 yang bisa terselenggara berkat dukungan Danais dan BPNB DIY menunjukkan kegiatan kebudayaan bisa tetap dilestarikan dengan konsep gotong-royong dan kebersamaan.

Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi yang membuka YGF ke-26 mengapresiasi kegiatan ini terlebih pada akhir tahun ini gamelan secara resmi akan disidangkan di UNESCO untuk menjadi warisan budaya Indonesia.

Dalam konser hari pertama YGF ke-26, Sanggar Anak Seni Nusantara Sekar Jati Laras menggunakan media seperangkat gamelan  laras slendro dan pelog dengan memasukkan pola tabuhan langgam, dangdut, reggae hip-hop dan sebagainya. Sanggar yang berisi kumpulan anak muda alumni SMPN 4 Pandak Bantul yang pernah menjadi peserta Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) ini ingin mengajak anak-anak mendapatkan sensasi yang asyik bermain gamelan.

Dalam karyanya, sanggar yang berdiri sejak 2016 ini menyajikan komposisi karawitan karya baru yang berpijak pada seni tradisional karawitan. Sebagai pemanis, karyanya juga dilengkapi instrumen tambahan perkusif tradisonal, seperti kentongan, kalung (kelonthong) sapi, otok-otok, dan slompret toet-toet.

Selain Sanggar Anak Seni Nusantara Sekar Jati Laras, hari pertama konser gamelan YGF ke-26 juga diisi Laboratorium Suku Karinding Towel yang menjadi penampil kedua. Wadah kreatif dan ruang belajar non-formal ini terbentuk pada 2009 di Sekolah Tinggi Senin Indonesia (STSI) Bandung (sekarang ISBI Bandung).

Laboratorium yang digagas Dody Satya Ekagustdiman (komponis) dan Asep Nata (etnomusikolog) ini mengolah improvisasi kreativitas melalui instrumen Karinding Towel (karto). Instrumen ini terbuat dari bambu sebagai ekstrak dari karinding buhun (tradisi) dan dimainkan dengan cara dipetik pada ujung instrumen.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X