Bagi ke empat artis ini pencarian makna hidup telah menjadi penuntun untuk membentuk sistem dalam menginterprestasi makna hidup melalui berbagai bentuk dan metode yang telah mereka adopsi.
Cheng memilih Jalan spiritual dalam melihat kehidupan dan mendefinisikan identitas dirinya menggunakan cara-cara yang menantang ketahanan atau ketekunan dirinya sebagai manusia di dunia materi lahiriah.Â
Lu menggunakan pendekatan ekspresif yang terkontrol untuk mencari nilai murni dalam seni yang membuat komposisi nya terlihat sederhana tetapi tetap rumit secara konsep dan teks.
Tang menciptkan suasana yang memungkinkan dialog inklusif tentang kehidupan nyata dan seni diantara seniman dan penonton melalui. Sedangkan Wang menggunakan pemandangan sebagai medium atau kiasan yang mendokumentasikan penjelajahan akan waktu dan tempat dalam seni.
"Ini gratis, siapapun bisa kesini. Harapannya si ada kontribusi secara prespektif menambah wawasan membuka peluang diskusi lebih luas lagi buat seniman didua negara ini. Karena pameran di Yogya dari Taiwan pertama kali," ucapnya penuh harap.
"Pameran internasional tapi bisa menggambarkan nuansa Indonesia seperti pasar pasar. Jadi sangat menyenangkan sekali mengenal indonesia dari pameran dan ini cocok bagi semua kalangan," kata Sisil salah satu pengunjung.Â
Pameran berlangsung selama 2 minggu sejak 22 Juni hingga 7 Juli 2019 di Balai Banjar Sangkring Jalan Nitiprayan, Sanggarahan, Kasihan, Bantul. (Ive)