“Apa pun perbedaan kita tetap satu, tetap bhineka tunggal ika dan kita Indonesia, apapun  latar belakangmu, status sosial mu, kamu berhak untuk dihargai dan berhak untuk menghargai,†imbuhnya.
Pimpinan Produksi, Eduardus Bagaskoro Satrio Adi (18) menambahkan, drama musikal ‘Angkasaku’ sebenarnya merupakan puncak acara dari Mustika Maya. Tema yang dipilih pun tidak terlepas dari kehidupan mahasiswanya yang menjadi bagian dari FISIP.
“Kami sebagai anak FISIP sedih, kenapa negara kita smpe seperti ini. Maka dari itu kami pilih tema yang berhubungan dengan ras dan agama. Tapi semua selesai karena cinta, karena sejatinya cinta itu tidak memandang ras dan agama apapun,†tegasnya. (MG-10)