Arti Penting Nyadran Makam Sewu

Photo Author
- Selasa, 23 Mei 2017 | 10:30 WIB

RIUH ribuan orang menyamarakkan tradisi nyadran Makam Sewu Wijirejo Pandak Bantul, Senin (22/5/2017). Meski sudah jadi agenda tahunan,  tetapi acara itu punya magnet untuk mendatangkan ribuan  wisatawan di Bantul dan DIY. Tradisi yang digelar menjelang datangnya Bulan Ramadan itu sudah dilakukan secara turun temurun sejak  Panembahan Bodo.

Hingga kini  tetap lestari kendati zaman makin modern. Kondisi itu jadi bukti bahwa nyadran Makam Sewu tidak sekadar tradisi, tetapi sudah menjadi kebutuhan. Kirab jodhang dan hubungan  merupakan puncak dari serangkaian acara nyadran Makam sewu.   

"Kami ingin menjadikan nyadran Makam Sewu jadi wisata religi," ujar Ketua Panitia Nyadran Makam Sewu Hariyadi.

Dalam acara itu juga dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Sunarto SE MM, Kepala Bidang Sejarah, Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul Drs Dahroni MM, Lurah Wijirejo Murtadho.  

Adanya tradisi tersebut merupakan sebuah cara melestarikan ajaran baik yang diwariskan  Panembahan Bodo.  Dijelaskan , sebenarnya kirab jodhang dan gunungan merupakan kreasi baru agar nyadran Makam Sewu tambah menarik. Akhirnya sejak tahun 2000, nyadran Makam Sewu dilengkapi dengan kirab budaya.

"Kami jadikan nyadran Makam Sewu ini sebagai wisata religi dan berhasil. Setiap kali digelar ada ribuan orang datang, rangkaian acara tidak hanya  sehari," ujar Hariyadi. Inti dari kegiatan itu merupakan perwujudan doa kepada leluwur atau orang yang sudah meninggal.

Sehingga manusia yang sekarang masih hidup selalu ingat akan kamatian. Terkait dengan sejarahnya, Hariyadi mengatakan, Nyadran Makam Sewu ini sudah ada sejak Panembahan Bodo yang merupakan murid dari Sunan Kalijaga. Kirab dimulai dari Desa Wijirejo Pandak menuju Dusun Pedak lokasi Makam Sewu berada.

Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Sunarto SH MM mengatakan, perlunya dijaga sebuah tradisi ditengah masyarakat. Sehingga generasi bangsa ini tidak tercerabut dari akarnya.  Karena budaya punya arti penting sebagai modal membangun bangsa.(Roy)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X