ARTJOG juga memfasilitasi bentuk seni yang lain yang akan ditampilkan selama pameran berlangsung. Special Performance yang akan ditampilkan pada tahun ini menyajikan performance art karya Melati Suryodharmo, pemutaran film “Setan Jawa†(A silent movie with live gamelan orchestra) karya Garin Nugroho (Sutradara) dan Rahayu Supanggah (Komposer) yang akan diselenggarakan di Auditorium Sanata Dharma Yogyakarta pada Minggu (21/5) mendatang, pertunjukan contemporary dance dari Bimo Wiwohatmo. Selain itu, ada juga penampilan musik dari Dr and the Professor feat. Sruti Respati dan penari Astri Kusuma Wardani yang akan membuka perhelatan ARTJOG 10.
Tahun ini ARTJOG kembali meruangkan karya di JNM yang dulunya dikenal sebagai Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI). Satu tempat bersejarah bagi dunia seni rupa di Indonesia. ARTJOG merasa perlu untuk memberikan sebuah penghormatan pada RJ Katamsi—seniman, sekaligus salah satu pendiri dan direktur pertama ASRI pada tahun 1950 yang merupakan kampus seni rupa pertama di Indonesia. ARTJOG menggandeng seniman Wahyu Santoso membuat patung RJ Katamsi setinggi 2,5 dengan material perunggu yang kelak akan ditempatkan kembali di situs JNM.
Ada juga prorgam pemutaran film yang bekerjasama dengan Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF), "Jogja Art Weeks" yang merupakan bentuk publikasi bersama seluruh kegiatan seni di Yogyakarta selama Mei-Juni secara komprehensif, dan "Merchandise Project merupakan program yang mengundang seniman untuk membuat merchandise khusus untuk ARTJOG. Sebanyak 20 seniman akan berpartisipasi antara lain Eko Nugroho, Papermoon Puppet Theatre, Oky Rey Montha, Farid Stevy, Bob Sick Yudhita, Wedhar Riyadi, dan lain-lain.
Selama 30 hari pengunjung bakal dijejali program-program di atas yang menjadi bukti bahwa ARTJOG adalah sebenar-benarnya perayaan seni yang menyatu-padankan seluruh elemen berkesenian di Indonesia. Tidak salah jika pada akhirnya-menyitir Nietzsche- hidup tanpa ARTJOG adalah sebuah kesalahan serius.(Des)