Saat menulis ini, aku masih senyam-senyum sendiri membuka kenangan yang telah tiga tahun lebih berlalu.
Aku ingat sekali pada suatu siang saat pelajaran bahasa inggris, guru kami berkata "Lho kamu ini kan yang disukai sama anak IPA itu kan? Kamu dapat salam dari dia. Ndak papa, anaknya baik," kata guruku. Teman-temanku yang mendengarnya terkikih-kikih. Aku? Jangan ditanya betapa malunya.
Dan kami masih punya banyak momen-momen kecil yang kami simpan sebagai arsip pribadi.
Tetapi....
Satu hal yang aku tidak mengerti adalah mengapa pada malam itu aku menolaknya.
Mengapa justru saat kami sangat dekat dan dia telah punya keberanian untuk menyatakannya, justru aku lebih memilih undur diri?
Jangan berharap lanjutan cerita ini akan berisi kisah-kisah berbunga. Karena kami berakhir di situ.