Catatan Budaya : Hasmi, Gundala dan Nasionalisme

Photo Author
- Minggu, 13 November 2016 | 10:00 WIB

MINGGU, 6 November 2016 lalu, Indonesia kehilangan salahsatu komikus terbaiknya, Harya Suryaminata (Hasmi). Almarhum Hasmi, pencipta tokoh Gundala merupakan salahsatu komikus fenomenal yang berhasil menciptakan karakter legendaris sebagaimana Widodo Nur Slamet (Wid NS) dengan tokoh Godam, Hans Jaladara dengan Panji Tengkorak, Ganesh Th dengan Si Buta dari Goa Hantu.

Secara kebetulan, keempat jagoan  ini dihadirkan oleh masing-masing komikus dalam rentang waktu yang tidak terlalu jauh. Dari keempat komik Si Buta dari Goa Hantu-lah yang tertua, terbit pertama tahun 1967, di susul Panji Tengkorak tahun 1968. Sementara Gundala dan Godam, lahir pada tahun yang sama, 1969.

Seorang peneliti komik, Marcel Bonneff, dalam bukunya 'Komik Indonesia' mencatat, tahun 1968 dunia perkomikan Indonesia memang sedang bergairah seiring dengan makin membaiknya perekonomian.  Cerita tradisional wayang seperti Pandawa, Kurawa, punakawan dan lain-lain, karya RA Kosasih, meraih kejayaan.

Selain wayang, tema tradisional lain seperti komik silat juga eksis.  Kehadiran tokoh Panji Tengkorak  dan Si Buta dari Goa Hantu langsung mendapat tempat tersendiri di hati penggemar komik nasional. Pada saat itu pula komik-komik bertema roman remaja (sentimental) bermunculan dan merajai pasar.

Ditengah mainstream komik yang didominasi tema tradisional (wayang, silat) dan roman remaja, Hasmi yang masih sangat muda (23 tahun) memilih jalan lain, menghadirkan Gundala Putra Petir.

Mainstream Lokal

Butuh keberanian pula untuk menciptakan karakter yang lepas dari mainstream lokal yang jelas laku pada saat itu. Sementara dengan visualisasi karakter yang mengadaptasi superhero global, berpakaian hitam ketat dengan sepatu merah, wajah tertutup topeng, dan lain-lain, merupakan tantangan tersendiri. Hal ini dikarenakan penggemar komik akan cenderung membandingkan dengan superhero global yang sudah mapan dan terkenal seperti Superman, Batman, Spiderman, The Flash dan lain-lain.

Tokoh Gundala, pahlawan super tidak bersenjatakan pedang, panah atau belati melainkan petir yang dipancarkan dari kedua tangannya selain kelebihan lain yaitu mampu berlari secepat angin. Dari sejumlah referensi, ide kekuatan Gundala yang berupa petir menurut Hasmi didapat dari tokoh legenda Jawa Ki Ageng Sela yang diceritakan bisa menangkap petir. Sementara bentuk fisik Gundala terinspirasi dari bentuk karakter The Flash ciptaan Gardner Fox dari DC Comics. The Flash edisi pertama terbit tahun 1959.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X