Krjogja.com, YOGYA - Sastra tampaknya sudah bukan hal baru dari anak muda. Salah satunya ialah pertunjukan panggung dan musikalisasi puisi yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta di Balai Bahasa Yogyakarta pada Kamis (26/10/2023).
Dalam Festival Sastra Yogyakarta, kaum muda berdatangan dan mengapresiasi event tersebut. Salah satu pemanggung di acara tersebut ialah sastrawan sekaligus seniman Landung Simatupang.
Ia berduet dengan Rendra Bagus Pamungkas dalam sebuah narasi drama. Menurutnya, event sastra kali ini bisa manjadi wadah regenerasi ke kaum muda.
Baca Juga: Bersholawat, Agar Tidak Putus Hubungan Dengan Nabi SAW
"Forum ini menyenangkan karena mendekatkan sastra karya sastra itu ke masyarakat yang lebih luas, yang lebih dalam, bahkan kaum awam terhadap sastra, terlebih kaum muda," tutur Landung saat diwawancarai setelah performance.
Landung menambahkan jika ia melihat antusias anak muda dalam pertunjukan sastra. Di mana hal tersebut sangat baik untuk regularitas dan regenasi dunia sastra di Yogya.
"Jangan berhenti, regularitas itu penting sekali. Kegiatan seperti ini sebaiknya dilanjutkan agar tidak magel (setengah matang). Dan kewajiban kita ialah melacak benih-benih sastra yang potensial untuk di munculkan," tandasnya.
Baca Juga: 'Wuryantoro Menari' Meriahkan Hari Sumpah Pemuda
Seniman lain yang tampil di acara tersebut ialah Panji Sakti. Pria yang dikenal dengan lagu 'Kepada Noor' mampu membuat penonton bernyanyi bersama. Dalam penampilannya, ia mampu mendekatkan kalangan muda pada sastra melalui musikalisasi puisinya.
"Saya bahagia tampil di sini. Semoga kita selalu diberkahi Tuhan dan mampu berkarya dengan hati," ucap Panji di hadapan penonton.
Adapun penonton yang hadir di malam sastra tersebut ialah Nora Septi Arini. Ia datang menonton membawa suami dan kedua anaknya. Baginya acara sastra menjadi sebuah momen kreatif dan penuh nostalgia. Ia ingin mengenalkan sastra sejak dini untuk kedua anaknya.
Baca Juga: Al Azhar Yogyakarta Bersalawat, Hadirkan Cucu Habib Syech
"Adanya penampilan musikalisasi dari Panji Sakti mengajak kita untuk mengapresiasi sastra terutama puisi dalam wujud yang lain. Dinamika, irama, nada, serta kedalaman kata-kata yang bisa mengasah kepekaan batin," ujar penyair muda Jejak Trembesi tersebut.
Selain itu, lanjutnya, menjadi sebuah momen puitik yang memantik diri untuk lebih memahami puisi. Puisi tidak melulu tentang jatuh cinta dan patah hati. Tapi juga tentang rindu dan kembali kepada yang hakiki, Sang Mahasuci. (*)