KRjogja.com - YOGYA - Sebanyak 36 Mahasiswa peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka #3 (PMM) inbound di Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta dari Universitas di luar Jawa semangat melakukan praktek tari dan karawitan di Sanggar Karawitan Padokan Kidul, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Sebelum kegiatan praktek tari dan karawitan, mahasiswa telah mendapat pengenalan dasar tari khas Yogyakarta dan dasar seni karawitan dengan berkunjung di Museum Sonobodoyo. Dengan seksama mahasiswa PMM ini mendengarkan penjelasan pemateri yang merupakan praktisi seni, dilanjutkan dengan menyaksikan dan praktik secara langsung.
Rektor UAA, Prof. Dr. H. Hamam Hadi, MS., Sc.D., Sp.GK. dalam sambutannya pada salah satu kegiatan PMM, menyatakan bahwa kegiatan PMM ini sejalan dengan salah satu bait lirik Mars Universitas Alma Ata, 'Hormati Perbedaan, Budaya, dan Pikiran, Sebagai Rahmad Seluruh Alam' yang selalu tertanam dalam setiap aktivitas seluruh civitas akademik di Universitas Alma Ata.
"PMM sendiri merupakan salah satu program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang memfasilitasi mahasiswa mengikuti perkuliahan selama satu semester di perguruan tinggi di kampus lain lintas pulau. Kita berharap pengalaman ini menjadi pengalaman berharga buat para mahasiswa semua," ujar Hamam Hadi, Jumat (24/11/2023).
Baca Juga: Firli Bahuri Jadi Tersangka Pemerasan, Siapa Penggantinya?
Selain mengikuti perkuliahan, mahasiswa juga mengikuti kegiatan modul nusantara. Selain kegiatan mengenal dan mempraktikan seni tari dan musik khas Yogyakarta, kegiatan modul nusantara juga berisi serangkaian kegiatan kebhinekaan seperti berkunjung ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Tamansari Water Castle, Masjid Gedhe Mataram Kotagede, Makam Raja-Raja Imogiri, Candi Prambanan, dan kunjungan pondok pesantren. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan keanekaragaman budaya di daerah istimewa Yogyakarta. Dengan mengenal keanekaragaman budaya ini diharapkan mahasiswa peserta PMM bisa menjadi lebih kaya khasanah kebangsaannya.
Selain mengenal keanekaragaman budaya, mahasiswa PMM juga diajak mengenal lebih dekat Sumbu Filosofis Yogyakarta dan maknanya. Dalam kunjungan tersebut mahasiswa tidak hanya mengenal kekayaan budaya Yogyakarta, tetapi juga belajar toleransi antar sesama sebagaimana gelar 'Jogja The City of Tolerance'. Dan tidak kalah penting, mahasiswa PMM juga diajak mengenal dan merasakan makanan khas di Yogyakarta seperti gudeg, bakpia, jadah tempe, geblak, geblek dan tiwul.
Baca Juga: Optimalkan Kegiatan, Tim MBKM UAA Realisasikan Kerjasama dengan Dunia Usaha dan Industri
Selain kegiatan pengenalan keanekaragaman budaya, mahasiswa PMM juga diajak melakukan kontribusi sosial bertempat di Pantai Pelangi, dengan menanam pandan laut yang berguna untuk mencegah abrasi, membersihkan pantai dari sampah, dan juga mendapat edukasi konservasi penyu. Mahasiswa PMM UAA juga belajar dan berdiskusi dengan tokoh inspiratif yang berprestasi dan juga wirausaha sukses yang ada di Yogyakarta.
"Besar harapan semua yang dipelajari mahasiswa PMM selama satu semester di UAA ini bisa memberikan makna ketika mereka kembali ke daerah asal, sebagaimana tagline PMM, Bertukar Sementara Bermakna Selamanya," pungkas Hamam Hadi. (*)