Sosialisasi ARTJOG 2024 Usung Tema Motif Ramalan, Hadirkan Commission Artist Agus Suwage dan Titarubi

Photo Author
- Kamis, 21 Desember 2023 | 12:33 WIB

Krjogja.com - YOGYA - Perhelatan seni kontemporer ARTJOG akan kembali digelar pada 28 Juni hingga 27 Agustus 2024 di Jogja National Museum, dengan mengusung tema 'Motif : Ramalan'.

Dalam kesempatan sosialisasi ARTJOG 2024 yang berlangsung di Pendopo Ajiyasa JNM pada Rabu (20/12/2023) menghadirkan tiga pembicara yaitu Hendro Wiyanto (Kurator ARTJOG 2024), Aminudin TH Siregar yang akrab dipanggil Bang Ucok (Penulis, Seniman, dan Dosen FSRD ITB), dan Dr. Sri Margana (Sejarawan dan Dosen UGM).

Pendiri ARTJOG sekaligus Direktur Artistik Heri Pemad dalam sambutannya menyampaikan pada dasarnya program-program yang dihadirkan dalam ARTJOG 2024 masih sama dengan program ARTJOG sebelumnya, diantaranya ARTJOG KIDS, Awarding, Seni Pertunjukan, Workshop, Pusat Layanan Disabilitas, dan lainnya.

Baca Juga: Soal Kasus Dugaan Pengaturan Skor 2018, Begini Kata Presdir PSS Gusti Randa

“ARTJOG 2024 juga mengundang seniman dengan batasan usia 35 tahun, agar bisa memberikan banyak peluang dan menawarkan tema – tema yang segar bagi ARTJOG,” tutur Heri Pemad.

Dengan dimoderatori Bambang ‘Toko’Witjaksono, para kurator ARTJOG 2024 memaparkan makna tema 'Motif : Ramalan' dalam dunia seni.

Hendro Wiyanto memaparkan kata Ramalan atau disebut juga Nujum. Di masa kolonial dulu seorang penulis di Hindia Belanda pernah menjatuhkan nujum atas masa depan seni lukis di Indonesia. Kata-katanya tajam, “masa lampau yang murung, masa depan yang tidak memberi harapan.

Seperempat abad kemudian penulis lain mengatakan seni rupa Indonesia –secara bentuk– tampak hanya mengikuti seni (di) Barat, tapi isinya adalah Timur.

“Nujum adalah ramalan. Orang tidak meramal masa lalu karena masa lalu sudah di belakang kita. Nujum terarah ke masa depan. Tapi kenapa mesti menujum atau meramal? Apakah nujum memanfaatkan wawasan tentang sejarah? Apakah ramalan adalah versi populer sejarah masa depan?, “tutur Hendro Wiyanto.

Baca Juga: Puncak Libur Natal Tahun Baru, 50 Ribu Orang Masuk Jogja Pakai Kereta Api

Aminudin TH Siregar memaknai Ramalan untuk meramal masa depan seni kontemporer Indonesia. Dewasa ini, seni rupa kontemporer Indonesia semakin mendapat perhatian signifikan di kancah seni global. Pameran seni internasional, biennial, residensi, kerjasama, dan aneka aktivitas lainnya, kini secara aktif menampilkan bakat seniman-seniman Indonesia yang memungkinkan mereka mendapatkan pengakuan yang lebih luas.

“Terlepas dari kompleksitas yang kita hadapi dalam membaca dan menatap masa depan seni rupa kontemporer Indonesia, saya kira sejumlah prognosis singkat untuk masa depan seni rupa kontemporer bisa kita susuri melalui pijakan faktor-faktor seperti pasar seni, interdisipliner, integrasi teknologi, keterlibatan sosial-politik, jejaring, dan seni eksperiensial,”papar Aminudin.

Sedangkan Sri Margana mengulas Seni rupa, Ilmu pengetahuan, dan Kekuasaan. Pada tahun 1995, ketika Indonesia memperingati ulang tahun kemerdekaanya yang ke-50 mendapat hadiah kejutan dari pemerintah Inggris, yaitu berupa katalog pameran lukisan berjudul Early Views of Indonesia (Pemandangan Indonesia di Masa Lampau), yang dihimpun oleh kurator pameran The British Library London Dr. Annabel Teh Gallop.

Lebih dari 200 lukisan ditampilkan dalam katalog ini. Menariknya lukisan-lukisan itu hanya berasal dari suatu periode yang singkat yaitu masa pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X