KRJogja.com - SLEMAN - Pertunjukan musik Lelana Lumantar Aksa secara magis berlangsung pada Sabtu, 1 Februari 2025 di Studio Banjarmili Kradenan, Banyuraden, Gamping, Sleman.
Pagelaran musik tersebut merupakan eksplorasi musik eksperimental yang menggabungkan karya komposer Eef van Breen (Belanda) dengan nuansa khas dari kelompok musik gamelan Gayam16 (Yogyakarta) dengan musisi Sudaryanto, Welly Hendratmoko, Tredybombom dan Gombloh, serta gitaris Ganggeng Yudana (Solo).
Baca Juga: KAPASGAMA Gelar Heritage Walk 'Melawat Gedung Pusat', Rawat Ingatan dan Sejarah
Musik tersebut menyajikan hasil dari perjalanan bersama para musisi dengan berbagai latar belakang. Penonton diajak merasakan harmoni yang melampaui batas, budaya, dan bahasa. Melalui karya kolaborasi, Eef dan Gayam 16 mencoba menitikberatkan pada sebuah eksplorasi musik segar dengan suara gamelan, jazz, dan foley.
Eef menuturkan bahwa ia terpikat dengan Gayam 16 yang mampu meramu gamelan menjadi bunyi-bunyian yang indah.
"Bertemu penonton hari ini, saya menjadi bersemangat. Saya menemukan sesuatu yang baru dengan teman-teman Gayam 16. Mereka menjaga gamelan dan kesenian untuk selalu hidup," ujar Eef.
Eef van Breen merupakan pemain trompet, penyanyi, arranger, dan komposer jazz Belanda. Pada tahun 2010, van Breen menulis musik untuk ʼuʼ, opera pertama dalam bahasa Klingon. Album debutnya Playing Games (2010, Challenge Jazz) memperoleh nominasi Edison. (*3)