KRJogja.com - BANTUL - Sehari menjelang berakhirnya pameran fotografi bertajuk "Nest to Meet You" karya Anang Batas di Sangkring Art Space Nitiprayan Kasihan, digelar acara "Menelanjangi Anang Batas", Minggu (27/4).
Dengan menghadirkan, empat nara sumber masing- masing Prof Dr Paschalis Maria Laksono MA ( pakar Antropologi), Prof Ir Ign Pramana Yuda MSi PhD (Konservasi), Risman Marah (Fotografi) dan Dr Suwarno Wisetrotomo MHum (Dekan Fakultas ISI Yogyakarta).
Baca Juga: Mencari Cahaya, Menemukan Makna: Filosofi Laron dalam Masyarakat Jawa
Anang Batas menyampaikan, acara ini memang bertujuan untuk membuka ruang kritik seluas- luasnya.
"Nara sumber maupun audensi mau mengkritisi ,mencacimaki, menghujat terhadap karya yang saya pamerkan, monggo. Saya sudah menyiapkan mental untuk menerima berbagai masukan , sebagai masukan untuk kemajuan semua saja," paparnya.
Sementara Suwarno Wisetrotomo, menilai tema yang diangkat Anang Batas menarik dan penting. Ini merupakan kesempatan bagi sebuah bidang seni untuk menjamah kepentingan lain, yakni konservasi. "Temanya menarik dan penting," kata Suwarno.
Baca Juga: Paradance#35, Taufiqur Rohman Usung 'Aku dan Tentara'
Menurutnya, pameran menjadi kesempatan bagi sebuah bidang seni menjamah kepentingan lain, konservasi. "Saya kira itu menarik, karena yang kurang dari kita sampai hari ini menurut saya adalah perlintasan bidang," katanya.
Menurut Suwarno, bidang konservasi selama ini berjalan lurus saja tanpa banyak pendekatan baru . Tetapi kali ini konservasi bertemu dengan cara dari dunia fotografi.
Suwarno menilai potensi karya Anang Abas bisa mengingatkan publik tentang pentingnya kesadaran terhadap alam, konservasi dan kritis iklim. "Dampaknya bisa kemana- mana. Pandangan saya, pameran ini penting, bagaimana alam mendapatkan perhatian dari semua pihak," paparnya. (Jdm)