Bukan Ritual Sembarangan, Ini Tujuan Tradisi Upacara Labuhan

Photo Author
- Minggu, 22 Juni 2025 | 09:53 WIB
Prosesi labuhan di Parangkusumo Parangtritis Kretek Bantul. KR-Sukro Riyadi
Prosesi labuhan di Parangkusumo Parangtritis Kretek Bantul. KR-Sukro Riyadi

KRjogja.com - UPACARA labuhan merupakan sebuah tradisi yang digelar dengan menyiapkan persembahan sesajen kepada roh halus yang mendiami suatu tempat. Upacara yang berkaitan dengan Keraton Yogyakarta ini digelar di beberapa titik yang dianggap sakral.

Nama labuhan berasal dari kata labuh yang artinya sama dengan larung. Sesuai namanya, tradisi ini diisi dengan prosesi melarung atau membuang sesajen ke sungai atau laut sebagai bentuk persembahan kepada roh halus yang berkuasa di suatu tempat.

Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan DIY, tradisi ini berawal di masa pemerintahan Panembahan Senopati. Demi mencari dukungan moril untuk memperkuat kedudukannya, ia meminta pertolongan sang penguasa Laut Selatan Kanjeng Ratu Kidul.

Baca Juga: Alarm Masa Depan

Panembahan Senopati kemudian membuat perjanjian kerja sama dengan Kanjeng Ratu Kidul agar bersedia membantu segala kesulitan Panembahan Senopati. Sebagai imbalannya, Panembahan Senopati harus memberikan persembahan yang diwujudkan dalam bentuk upacara labuhan.

Pada periode-periode berikutnya, upacara labuhan menjadi tradisi rutin di Kerajaan Mataram. Para raja Mataram pengganti Panembahan Senopati percaya bahwa Kanjeng Ratu Kidul hidup sepanjang masa, sehingga upacara labuhan terus dilestarikan. Tak hanya sebagai pemenuhan janji, tradisi ini sekaligus menjadi penghormatan atas ikatan perjanjian Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul.

Konon, jika kewajiban ini diabaikan oleh anak cucu Panembahan Senopati, maka Kanjeng Ratu Kidul akan murka. Kanjeng Ratu Kidul akan mengirim pasukan jin dan semua makhluk halus untuk menimbulkan malapetaka bagi rakyat dan kerajaan Mataram, termasuk menyebarkan penyakit maupun musibah.

Baca Juga: Peringati Bulan Bung Karno, DPC PDIP Sleman Gelar Tahlilan dan Sarasehan

Sementara itu, jika tradisi terus dipenuhi, maka Kanjeng Ratu Kidul akan senantiasa ikut membantu keselamatan rakyat maupun Kerajaan Mataram. Bahkan, jika ada raja Mataram yang meminta bantuan kepadanya, Kanjeng Ratu Kidul dengan senang hati akan membantu.

Meski Kerajaan Mataram telah terbagi menjadi dua (Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta), tetapi kewajiban melaksanakan upacara labuhan masih terus dilakukan hingga kini. Dengan demikian, upacara labuhan yang telah menjadi warisan turun-temurun ini juga bertujuan untuk keselamatan pribadi Sri Sultan, Keraton Yogyakarta, dan rakyat Yogyakarta. Upacara labuhan biasanya dilaksanakan sebelum hari penobatan Sri Sultan.

Upacara labuhan digelar di empat titik, Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Dlepih. Dahulu, tempat-tempat ini digunakan oleh raja-raja Mataram, terutama Panembahan Senopati, untuk bertapa dan berinteraksi dengan roh halus.

Baca Juga: Generali Health Cities di 17 Kota

Tempat-tempat sakral tersebut dijuluki sebagai petilasan. Adapun jenis atau nama upacara labuhan yang dilaksanakan disesuaikan dengan nama tempat tersebut, di antaranya labuhan parangkusumo, labuhan merapi, labuhan lawu, dan labuhan dlepih khayangan. Sementara itu, terdapat upacara labuhan lain yang digelar di Keraton Yogyakarta, yakni labuhan dalem, labuhan alit, dan labuhan ageng.

Kata dalem dalam labuhan dalem digunakan untuk menyebut Sri Sultan. Disebut labuhan dalem karena upacara adat ini digelar atas kehendak Sri Sultan beserta para kerabat Keraton Yogyakarta.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X