KRjogja.com - YOGYA - Sebanyak 180 penari hadir untuk melakukan gladhen atau latihan tari kolosal di Wana Graha Bakti Yasa, Yogya. Ratusan penari tersebut berasal dari berbagai daerah Indonesia dalam mempersiapkan diri untuk Pagelaran Sabang Merauke: Hikayat Nusantara.
Pagelaran Sabang Merauke kali ini mengambil tema Hikayat Nusantara dan ini adalah pertunjukan tahun ke empat dan edisi yang ke enam.
Dalam latihan para penari menampilkan cuplikan scene Sumatera yang dibuka dengan kisah Yuyu Kangkang hingga kebangkitan Malin Kundang dalam balutan tarian Rapa’i Geleng dari Aceh. Selain itu beragam tarian dari Sumatera, seperti Bungong Jeumpa juga hadir menambah meriah area venue latihan.
Baca Juga: Pemuda Tewas Tertemper KA, Demi Konten Nyawa Melayang
President Director & CEO iForte dan Protelindo Group, Ferdinandus Aming Santoso menuturkan awal temanya adalah ibu pertiwi kemudian pahlawan nusantara dan hari ini pihaknya mengambil tema hikayat nusantara.
"Karena banyak sekali generasi muda Indonesia yang tidak mengenal cerita rakyat yang dulunya dikenal dari mulut ke mulut," kata Aming, Jumat (25/7/2025).
Selain itu, pada pagelaran tahun ini juga akan menggunakan stage di Indonesia Arena dengan lebar sekitar 50 meter sehingga membawa suasana lebih karnaval dibandingkan dengan pagelaran tahun sebelumnya.
Executive Producer PSM dan Wakil Presiden Direktur & Deputy CEO iForte, Silvi Liswanda menjelaskan konsep dan tema yang berbeda kali ini dinilai akan memberikan rasa romantisme seakan-akan diceritakan oleh orang tua atau guru.
Baca Juga: Hujan Gol! PSIM Dikalahkan Bali United 6-0
"Selain penarinya lebih banyak yaitu 351 penari, masih ditambah lagi dengan para musisi tradisional sebanyak 60 musisi, jadi totalnya kalau tahun lalu 305 orang ditahun ini menjadi 605 orang diatas panggung, serta melibatkan lebih 1.500 orang yang terlibat didalamnya," kata Silvi.
Sutradara Pagelaran Sabang Merauke, Rusmedie Agus mengatakan, para penari berasal dari Aceh hingga Papua dengan rentang usia beragam. Penari termuda masih kelas 2 SMK, bahkan ada anak-anak usia 9-10 tahun dan yang paling senior usianya lebih dari 60 tahun.
Sebagian dari ratusan penari dipilih melalui audisi terbuka sejak tahun 2024 dan berlanjut hingga April 2025. Tim produksi juga menyambangi berbagai daerah untuk mencari bakat baru, termasuk dari kalangan pelajar yang kemudian berlatih bersama di Yogya.
Baca Juga: Kodim Jogja Fest Seri ke-3 Semakin Semarak, Jadi Etalase UMKM dan Rekreasi
"Ini hal yang sangat membanggakan dari kami para seniman dan adik-adik penari bisa mendapatkan wadah seperti ini dalam mengembangkan kreatifitas, karena kalau dilihat tadi bisa dilihat bagaimana semangat para penari kita untuk menunjukkan keahlian mereka yang dilakukan dengan sepenuh hati," ungkap Rusmedie Agus.