Pasar Sastra 2025, Menjadi Ruang Temu Pecinta Sastra di Yogya

Photo Author
- Kamis, 31 Juli 2025 | 20:59 WIB
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya menggelar Pasar Sastra yang berlangsung dari tanggal 30 Juli hingga 4 Agustus 2025, di Grha Budaya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya menggelar Pasar Sastra yang berlangsung dari tanggal 30 Juli hingga 4 Agustus 2025, di Grha Budaya.

KRjogja.com - YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya menggelar Pasar Sastra yang berlangsung dari tanggal 30 Juli hingga 4 Agustus 2025, di Grha Budaya, Taman Budaya Embung Giwangan. Kegiatan ini tidak hanya mempertemukan pecinta sastra, penerbit, tapi juga menguatkan kolaboraasi ekosistem sastra di Yogyakarta.

Festival Sastra Yogyakarta.

"Pasar Sastra bukan sekadar ajang jual beli buku, tapi juga ruang temu bagi pecinta sastra, penulis, penerbit, dan masyarakat umum. Melalui semangat rampak, kami ingin menguatkan kolaborasi dalam ekosistem sastra di Yogya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Yogya, Yetti Martanti, Rabu (30/7/2025).

Baca Juga: Cari Fast Food Ala Meksiko di Yogya, Por Aqui Taqueria Tempatnya

Tahun ini, Pasar Sastra menghadirkan lebih dari 110.000 judul buku, mayoritas berupa buku sastra dan humaniora. Kehadiran jumlah buku yang melimpah ini menjadi daya tarik utama bagi pengunjung dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, akademisi, hingga masyarakat umum.

"Pasar Sastra juga merupakan bagian dari Festival Sastra Yogyakarta (FSY) yang tahun ini mengangkat tema 'Rampak', sebuah konsep yang mengandung makna kerja kolaboratif dan kebersamaan dalam keberagaman peran serta latar belakang," ujarnya.

Tradisi merayah gunungan buku menjadi salah satu momentum paling ditunggu. Ribuan eksemplar buku dibagikan secara cuma-cuma dalam bentuk gunungan, menyerupai tradisi budaya Yogyakarta seperti gunungan grebeg. Antusiasme pengunjung sangat tinggi, mencerminkan besarnya minat masyarakat terhadap literasi dan sastra.

Baca Juga: Patahkan Stigma Mahal, Universitas Alma Ata Buka Fakultas Kedokteran yang Terjangkau dan Berkualitas

Selain Pasar Buku Sastra, agenda FSY juga disemarakkan oleh panggung diskusi yang berlangsung setiap hari serta pameran komunitas yang menampilkan potensi, kreativitas, dan kekayaan jaringan ekosistem sastra di Kota Yogya.

"Inilah ruang pertemuan dan pertumbuhan bukan hanya bagi penulis dan pembaca, tetapi juga bagi ilustrator, media, pelapak buku, dan penggerak literasi lainnya," jelasnya.

Hilma, mahasiswi dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi. Ia mengaku baru pertama kali mengikuti acara seperti ini dan merasa sangat terkesan dengan atmosfer literasi yang begitu hidup.

“Saya nggak nyangka ternyata yang ikut merayah buku sebanyak ini. Ramai banget, seru, dan penuh semangat. Ini pertama kalinya saya datang ke acara seperti ini,” ujar Hilma sambil tersenyum, masih memeluk tumpukan buku yang ia dapatkan.

Baca Juga: Irwan Hidayat: Pilih Bintang Iklan yang Dicintai, Kunci Sukses Produk Bagus

Dalam rayahan tersebut, Hilma berhasil membawa pulang tujuh buku, sebagian besar bertema sastra dan pengembangan masyarakat. Menariknya, buku-buku tersebut tak hanya akan ia baca secara pribadi, tetapi juga akan dijadikan sebagai bahan program kerja untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang akan ia jalani dalam waktu dekat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X