Krjogja.com - YOGYA - Seperti sepiring “ramesan” yang menyajikan beragam lauk dengan rasa khas masing-masing, RAMESAN ART 2025 kembali hadir sebagai ruang ekspresi anak-anak dan remaja dalam merayakan keunikan mereka. Program tahunan Eko Nugroho Art Class (ENAC) ini digelar di Gedung Pameran Temporer Museum Sonobudoyo, 21–31 Agustus 2025.
Memasuki tahun keempat sejak pertama kali digelar pada 2019, RAMESAN ART terus tumbuh bukan sekadar pameran seni rupa anak, melainkan juga ruang perjumpaan ide kreatif, eksplorasi imajinasi, hingga dialog lintas usia. Tahun ini, sebanyak 145 karya dipamerkan—106 karya siswa ENAC dan 39 karya kreator terpilih hasil kurasi—dengan ragam medium dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D).
Baca Juga: Theatrum Vanitas di Senayan
“Seperti ramesan, setiap karya punya rasa unik, tapi justru berpadu harmonis saat dipertemukan. Begitu pula anak-anak, mereka belajar untuk mengekspresikan ciri khasnya sekaligus hidup berdampingan,” ungkap Asriel Azis dari ENAC dalam pembukaan pameran, Jumat (22/8).
Mengusung tema “Aku, Tokoh Utama Duniaku”, RAMESAN ART 2025 mengajak publik melihat dunia dari perspektif anak-anak: polos, berani, penuh warna, dan kadang tak terduga. Dari pilihan warna hingga bentuk dan material, setiap karya menjadi jendela menuju dunia imajinasi pribadi, di mana anak merasa diterima dan dipahami sebagai tokoh utama dalam cerita hidupnya.
Baca Juga: Dubes RI Minta WNI di Kamboja Taat Aturan Pasca Tawuran di Poipet
Tidak berhenti pada pameran, tahun ini RAMESAN ART juga menghadirkan rangkaian program kreatif yang lebih luas: workshop kreativitas, talkshow parenting, pameran produk jenama lokal, hingga lelang karya untuk donasi. Kolaborasi lintas disiplin ini menjadikan RAMESAN ART bukan hanya wadah apresiasi seni, tetapi juga perayaan komunitas yang tumbuh bersama.
Dari tahun ke tahun, RAMESAN ART membuktikan bahwa seni bisa menjadi bahasa universal yang menghubungkan anak-anak, orang tua, dan masyarakat luas. Sebuah ruang yang bukan sekadar menampilkan karya, tetapi juga merayakan keberanian setiap anak untuk berkata: “Inilah aku, dan inilah duniaku.” (Abp)