Pameran Mampir Gelanggang, Simbol Guratan Batin Para Seniman

Photo Author
- Sabtu, 6 September 2025 | 21:35 WIB
Seniman Risao Pambudi dengan karyanya berjudul Timer (Risbika Putri )
Seniman Risao Pambudi dengan karyanya berjudul Timer (Risbika Putri )

KRJOGJA.com - Sleman - Galeri Bulaksumur resmi dibuka melalui pameran perdana bertajuk “Mampir Gelanggang, Memulai dari Titik Singgah.”  

Sebagai bagian dari antologi empat pameran yaitu Mampir, Rasan-rasan, Datang, dan Pulang pameran ini menjadi titik mula dari perjalanan panjang Galeri Bulaksumur. 

Alfatika A.Dini, selaku Direktur Utama GIK-UGM mengungkapkan Galeri Bulaksumur mempertemukan dua generasi seniman yang telah memberi warna pada lanskap seni rupa Yogyakarta.

Baca Juga: HUT Ke-56 Bank Bapas 69, Diadakan Beberapa Jenis Kegiatan

"Kami berharap Galeri Bulaksumur menjadi ruang ekspresif baru yang mewadahi berbagai gagasan, dialog, dan bentuk-bentuk penciptaan seni kontemporer ke depan,"ujarnya (5/9/25).

Ariyanti Nugrahani selaku managing director Sedekat Imaji Rupa menyatakan "Mampir Gelanggang” adalah langkah awal Galeri Bulaksumur dalam membuka diri sebagai ruang dialog dan kolaborasi antar lintas disiplin. Ini bukan sekadar ruang pamer, melainkan juga ruang berbagi gagasan, memori, dan imajinasi masa depan,"katanya.

Pameran ini menghadirkan guratan ekspresif dari Nasirun, instalasi memori kota dari Dyan Anggraini, dan narasi manusia-alam dari Duo Tempa (Putut Utama & Rara Kuastra) menghadirkan spektrum pengalaman visual yang reflektif. 

Baca Juga: Gegara Ini, Suarez Kena Masalah Lagi

Di sisi lain, isu sosial kontemporer tampil melalui pendekatan yang beragam, ilustrasi humoris namun tajam dari Hendra ‘Hehe’ Harsono, eksplorasi warna yang optimis dari Anton Afganial, hingga visual yang provokatif dari Aphrodita Wibowo dan pendekatan dokumentatif terhadap budaya populer sepakbola oleh Galih Satrio.

Pameran ini juga menyentuh isu identitas dan ruang batin. Alodia Yap mengulik konstruksi femininitas melalui simbol budaya populer. Faiz Zaki Abdilah menyajikan visual meditatif yang menggambarkan dialog manusia dengan dirinya sendiri. Ummi Sabrina hadir dengan pendekatan yang lebih komunikatif, mengajak publik untuk masuk ke dalam pengalaman yang intim namun tetap mudah dicerna.

Semangat kolektif Gelanggang Mahasiswa terasa kuat lewat karya para seniman muda. Mahaputra Vito mengeksplorasi metamorfosis identitas dengan gaya pop art. Vendy Methodos menyentil keresahan sosial dengan kutipan visual, Savitri Kumala menyuarakan isu lingkungan dengan warna cerah yang segar. 

Baca Juga: Dari Piyik Hingga Senior, Ribuan Perkutut Adu Suara di Piala HB 2025

Kritik sosial dan refleksi kontemporer juga hadir dalam karya-karya Mutiara Riswari, Dedi Irawan, dan Rizal Pramana, yang masing-masing menggunakan bahasa visual yang kuat untuk membicarakan kondisi masyarakat hari ini.

Salah satu seniman pamer, Risao Pambudi menghadirkan karyanya lewat palet gelap penuh detail yang "berteriak" berjudul Timer. Risao menggarisbawahi ketegangan antara dunia fana dan pencarian makna dalam kepercayaan di bawah waktu. Waktu harus berjalan, tubuh akan lenyap, jejak akan ditinggalkan seperti doa yang menempel di dinding sunyi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X