Bangkitkan Imajinasi Novel Anak Karya Penulis Lokal di 'Petak Umpet Sastra Anak'

Photo Author
- Sabtu, 8 November 2025 | 13:51 WIB
 “Petak Umpet Sastra Anak”, pameran arsip dan ilustrasi ini bukan sekadar nostalgia, melainkan sebuah gerakan kolektif untuk memulihkan ingatan.
“Petak Umpet Sastra Anak”, pameran arsip dan ilustrasi ini bukan sekadar nostalgia, melainkan sebuah gerakan kolektif untuk memulihkan ingatan.

KRjogja.com - YOGYA - Sebuah pameran di Yogyakarta mencoba mengajak publik untuk berhenti sejenak dan menengok kembali warisan sastra anak Indonesia di tengah derasnya arus buku anak terjemahan dan konten digital yang serba instan. BertajukPetak Umpet Sastra Anak”, pameran arsip dan ilustrasi ini bukan sekadar nostalgia, melainkan sebuah gerakan kolektif untuk memulihkan ingatan dan membangkitkan kembali minat terhadap novel anak karya penulis lokal

Diselenggarakan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Museum Anak Bajang, dan Bentara Budaya, 7–16 November 2025, pameran ini digelar sebagai penghormatan atas satu tahun wafatnya Dwianto Setyawan, salah satu penulis buku anak paling produktif di era 1970–1980an. Namun lebih dari itu, pameran ini menjadi ruang diskusi, eksplorasi, dan perayaan terhadap karya-karya yang pernah membentuk imajinasi anak-anak Indonesia. 

“Sudah saatnya petak umpet ini kita selesaikan,” ujar Romo Sindhunata SJ, penggagas pameran dan adik Dwianto Setyawan, saat diskusi pra-pameran. 

Baca Juga: Riset Baru Ungkap Koleksi Raffles di Inggris Bernilai Fantastis, Terkait Penjarahan Keraton Yogyakarta 1812 

Pameran ini menyajikan lebih dari sekadar ilustrasi dan sampul buku. Ia menjadi mesin waktu yang membawa pengunjung menyusuri sejarah panjang sastra anak Indonesia, dari proyek Inpres, banjir buku terjemahan, perjuangan DS Group, hingga kebangkitan kembali novel middle grade lokal. Di tengah lautan buku anak, pameran ini tidak berpretensi menentukan mana yang “sastra” dan mana yang bukan, melainkan membuka ruang dialog lintas generasi.

“Dengan dokumentasi dan analisa yang dikumpulkan, waktunya kita kembali mendengungkan sastra anak Indonesia,” imbuhnya.

Sindhunata, yang juga pendiri Museum Anak Bajang, membuka pameran pada 7 November 2025, didampingi Christina M. Udiani dari KPG dan tiga kurator: Setyaningsih, Nai Rinaket, dan Hanputro Widyono. Pembukaan berlangsung meriah dengan tarian warok cilik, musik keroncong dari Sakpenake, dan pembacaan cerita oleh siswa SD Muhammadiyah Sapen.

Baca Juga: Kemkomdigi Perkuat Peran Perempuan Yogyakarta, Ini Pesan Fifi Aleyda Yahya

Penerbit KPG merilis kembali 15 judul karya Dwianto Setyawan dan Djokolelono dalam payung “Seri Klasik Semasa Kecil” sebagai upaya pelestarian. Buku-buku seperti Sersan Grung-Grung, Tanah Sang Raksasa, dan Astrid Rumah Pohon kini hadir kembali, lengkap dengan ilustrasi yang diperbarui dan satu buku kumpulan esai bertajuk Melangkah ke Sastra Anak. “Setelah buku-bukunya ada lagi, langkah selanjutnya adalah membuatnya jadi bahan pembicaraan. Jadilah pameran ini,” terang Christina M. Udiani.

Pengunjung diajak ikut serta dalam berbagai aktivitas: permainan detektif “Melacak Sersan Grung-Grung”, lokakarya bercerita, tur kuratorial, hingga diskusi “Melangkah ke Sastra Anak” bersama tokoh-tokoh seperti Reda Gaudiamo dan Herdiana Hakim. Diskusi lainnya menghadirkan Djokolelono, Toni Masdiono, Aprinus Salam, Elfira Prabandari, dan sederet nama lain yang turut menyumbang pemikiran tentang masa depan sastra anak Indonesia.

Baca Juga: OJK DIY Perkuat Perlindungan Konsumen dari Ancaman Kejahatan Siber

Pameran ini terselenggara berkat dukungan puluhan komunitas dan lembaga, mulai dari Majalah Basis, Rembuku, Detectives.id, Balai Bahasa Yogyakarta, hingga Gramedia. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa sastra anak bukan hanya urusan penerbit dan penulis, tapi juga tanggung jawab bersama untuk menjaga ruang imajinasi anak-anak Indonesia agar tetap bermain seperti kehendak mereka.(*)

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X