4. Milea
Novel ini adalah jawaban atas dua novel sebelumnya, Dilan satu dan dua. Sebelumnya kita hampir pesimis bahwa cinta-cintaan semasa SMA sudah habis ditangan Boim Lebon. Ternyata tidak?
Pidi Baiq memang membuat kisah-kisah SMA enak dan penuh canda dibaca. Dari tiga buku seri ini, seharusnya novelis atau calon novelis Indonesia bisa menciptakan novel dengan begitu mudah. Angkat saja kisah-kisah dekat kita, ditulis dengan bahasa yang jernih, syukur bisa diwarnai dengan canda dan kelucuan yang menghibur.
5. O
Akhir 2015, Eka Kurniawan meirilis calon cover buku barunya yang hanya berjudul satu huruf dan bergambar monyet. Bahkan penerbit hanya membirikan sepotong sinopsis yang benar-benar sepotong. Tetapi karena Eka Kurniawan memang sedang menjadi fenomena baru, maka tidak wajar bila calon novel ini yang kala itu masih akan terbit dua bulan setelahnya, sudah menjadi perbincangan hangat. Dan memang tidak mengecewakan.
Eka Kurniawan di dua novel terakhirnya, memang gemar sekali menggunakan percakapan-percakapan pendek. Sangat berbeda dengan dua novel awalnya. Mungkin, ini sesuai salah satu wawancaranya, dikarenakan Eka Kurniawan yang belakangan kerap menggarap skenario. Dalam novel ini Eka Kurniawan menggunakan alegori kebinatangan yang lucu. Semua benda, mau hewan, benda mati, semua pada bicara dan bertindak seperti manusia. Unik. Jelas. Jadi pantas bila buku ini pun mendapatkan respon positif dari generasi milenial 2016. (*)
Baca Selanjutnya : Buku Pilihan Klub Baca Paling Telolet (2)