seni-budaya

Teladani Semangat Juang, Patra Padi Hadirkan Opera Jawa Diponegoro 

Senin, 13 November 2023 | 15:21 WIB
Adegan dalam Operasi Jawa Diponegoro bertajuk ' Perang Jawa 1825-1830 di Amphiteater Purawisata (Foto: Fira Nurfiani)
 
Krjogja.com - Diponegoro dikenal sebagai salah satu panglima hebat dalam sejarah Indonesia. Bernama Bendoro Pangeran Haryo (BPH) Diponegoro atau Pangeran Diponegoro tumbuh sebagai bangsawan Kraton Yogyakarta yang memilih hidup di luar tembok istana.
 
Ia bergaul dengan masyarakat biasa, sehingga dapat melihat dan merasakan langsung penderitaan rakyat yang tertindas kebijakan penguasa Belanda.
 
Perjuangannya didukung para santri, bangsawan dan masyarakat terutama wong cilik baik di perkotaan, pedesaan, maupun pegunungan. Tokoh ulama dan para bangsawan ikut cancut taliwanda dengan menyumbangkan harta benda dan pikirannya. Para kawula alit mau gugur-gunung, bergotongroyong, saiyeg saeka praya labuh nagara. 
 
Baca Juga: BRI Write Fest Digelar! Kompetisi Berhadiah Ratusan Juta hingga Berpeluang Dapat Beasiswa S2
 
Dikenal dengan Perang Jawa yang menyebabkan korban dari kedua belah pihak yang sangat besar dan akhirnya - Belanda mengalami kebangkrutan. Perang Jawa berakhir setelah terjadinya penangkapan dan pengasingan Pangeran Diponegoro yang terjadi karena tipu daya Belanda. 
 
Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti. Meski api perang telah padam, tapi semangat perjuangan salah satu putera Sri Sultan Hamengku Buwono III ini tetap selalu membara. Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat jika semangat Diponegoro masih menggelora pada seluruh anak negeri. 
 
Demikian inti cerita yang ditampilkan dalam pertunjukan Opera Jawa Diponegoro bertajuk ' Perang Jawa 1825-1830 yang naskahnya dibuat RM Altiyanto Henryawn dengan sutradara sekaligus koreografer Anter Asmorotedjo.
 
Baca Juga: Sinopsis Bidadari Surgamu Senin 13 November 2023, Fadil PDKT Flora 
 
Opera Jawa yang berdurasi satu jam ini diinisiasi Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro,(Patra Pagi) dalam rangka milad ke-238 Pangeran Diponegoro di Amphiteater Purawisata JI. Brigjen Katamso, Yogyakarta, Minggu (12/11/2023) malam.
 
Ketua Umum Patra Padi R. Rahadi Sapta Abra menyampaikan pagelaran ini merupakan salah satu program tahunan Patra Padi guna memperingati milad Pangeran Diponegoro yang lahir pada  11 November 1785. 
 
Tujuan Patra Padi sendiri guna menjalin silahturahmi antar keturunan Pangeran Diponegoro yang menyebar  di DIY, Banyumas, Jabodetabek, Bogor, Makassar, Ambon dan sebagian Jawa Timur.
 
Baca Juga: Batal Tampil di Jakarta, Saosin Sukses Guncang Wild Ground Fest Jogja
 
"Bertema 'Melestarikan Budaya dan Sejarah Bangsa', Patra Padi menghadirkan Pagelaran Opera Jawa Diponegoro yang dikemas dalam durasi pendek minimalis, dengan perpaduan seni dan teknologi digital. Semoga, opera ini dapat menumbuhkan minat kaum gen Z dan milenial agar tertarik cerita sejarah dan meneladani semangat juang Pangeran Diponegoro," paparnya.
 
Abra mengungkapkan perang yang mengakibatkan pasukan Hindia Belanda kocar-kacir dan mengalami kerugian besar ini dikemas dalam nuansa berbeda.  Pertunjukan opera ini mengkombinasikan efek digital dengan seni pertunjukkan sehingga lebih menarik bagi generasi muda.
 
Cerita berlanjut, perjuangan Pangeran Diponegoro banyak didukung para santri, bangsawan dan masyarakat biasa di perkotaan, perdesaan, maupun pegunungan. Tokoh ulama juga ikut menyumbangkan harta benda dan pikirannya. Mereka berjuang bersama mengusir penjajah. 
 
 
"Perang Jawa dikenal karena menyebabkan korban dari kedua belah pihak yang sangat besar dan akhirnya Belanda mengalami kebangkrutan," imbuhnya.
 
Perang Jawa berakhir setelah terjadinya penangkapan dan pengasingan Pangeran Diponegoro yang terjadi karena tipu daya Belanda. Meski ditangkap, namun perjuangan bangsa Indonesia tetap menggelora dalam mencapai kemerdekaan.
 
"Kita fokuskan dan tonjolkan cerita pada  penyebab Perang Jawa termasuk salah satunya Belanda dan antek-anteknya memasang patok di atas tanah leluhur Pangeran Diponegoro.  Pementasan opera ini bentuknya flashback dari penangkapan Pangeran Diponegoro yang terinspirasi dari lukisan Raden Saleh," imbuh Sutradara dan Koreografer Anter Asmorotedjo. (*)
 

Tags

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB