seni-budaya

TBY Gelar Pantomim dan Api Gagasan, Seniman Tampil Berkolaborasi Tuangkan Ide Liar

Jumat, 26 April 2024 | 13:15 WIB
Penyelenggara dan penampil Pantomim dan Api Gagasan. (Harminanto)


Krjogja.com - YOGYA - UPT Taman Budaya Yogyakarta (TBY) menggelar pagelaran pantomim bertajuk Pantomim dan Api Gagasan, 30 April 2024. Menarik, ruang seni yang telah berjalan 10 tahun ini mengusung konsep baru, dengan kolaborasi seniman lintas disiplin seni.

Pementasan yang digelar gratis di TBY ini akan menampilkan 45 seniman pantomim yang akan berkolaborasi dengan seniman lintas disiplin seni. Beberapa di antaranya yakni GMT Jogjadrma Belajar Menjadi Laki-Laki, Kolaborasi Ahmad Jalidu x Nisa Ramadhani, Fireflies Collective Kepada Waktu.

Kolaborasi Ihsan Kurniawan x Tiaswening Maharsi, Banyumili Art Performance & Anonimime Kolaborasi Megatruh Banyumili x Aldo Adriansya juga Program Kolektif Komunitas Pantomim dan Api Gagasan.

Baca Juga: PSS Berharap Persis Menang dari Persita, Ini Alasannya

Kepala TBY, Purwiyati, mengatakan konsep gelaran pantomim tahun ini berbeda dari sebelumnya. Banyak ide liar, eksperimental dan unik yang dituangkan para seniman untuk dipertunjukkan pada khalayak nanti.

"Kami ingin menunjukkan perkembangan pantomim di DIY, dengan ruang yang baik. Kalau ada anggapan pantomim agak terpinggirkan, kami memberikan ruang lebih karena ternyata sangat banyak generasi penerus Jemek Supardi yang juga sangat luar biasa," ungkapnya pada wartawan, Jumat (26/4/2024).

Seni menurut Purwiyati, terus bergerak sesuai zaman dengan kreativitas yang juga berkembang, termasuk pada pantomim. Nantinya akan ditampilkan penggunaan sarana digital yang bisa memperkaya kreasi seni.

Baca Juga: Kwarnas serta Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Revisi Permendikbud No 12/2024

"Seni berkembang sesuai jaman sebagai penanda jaman. Ada sarana digital yang digunakan dengan teknik yang berkembang menambah kreativitas. Kami ingin memberikan dampak nyata bagi seniman, salah satunya pantomim," sambung dia.

Sementara, Broto Wijayanto, dari Jemek Supardi Foundation, menambahkan perkembangan pantomim di Jogja tak melulu didominasi seniman pantomim saja namun digerakkan lintas disiplin. Di tahun 1990an pernah memiliki Gabungan Aktor Pantomim Yogyakarta (GAPY) sebagai wadah pelaku pantomim yang di periode 2000-an kemudian menumbuhkan banyak kelompok dan generasi baru pantomim Yogyakarta mulai dari Ende Reza, Broto Wijayanto, Bengkel Pantomim Yogyakarta, Kopi Moka, Deaf Art Community hingga Temu Karya Mimer.

"Sebelumnya, Wisnu Wardhana seorang seniman asal Yogyakarta yang bersekolah di Modern Dance Connecticut College School of Dance Dramatic Dance and Mime, Tari Jacob’s pillow the University of dance massachusetts, Amerika Serikat (1957), Bagong Kussudiardja yang menciptakan tari di tahun 1954 Layang-Layang mengguncang wacana tari di Yogyakarta, tari yang dibuat konon gerak-geriknya menyerupai pantomim. Ada pula Moortri Purnomo, salah satu pendiri Bengkel Teater, yang memiliki banyak basis pengalaman pertunjukan (tari, teater dan beladiri) yang turut membangun karya pantomim melalui pengajaran di Akademi Seni Drama dan Film Indonesia (ASDRAFI), lalu Jemek Supardi, Dedy Ratmoyo, Didi Nini Thowok, Merit Hendra, Djaduk Ferianto, Nur Iswantara," lanjutnya.

Baca Juga: Hari Ini Timnas AMIN Resmi Dibubarkan di Rumah Anies

Pertunjukkan 30 April nanti bisa dinikmati secara gratis di TBY. Masyarakat bisa langsung datang dan menyaksikan kolaborasi apik lintas disiplin menghasilkan pertunjukkan seni pantomim yang indah. (Fxh)

 

Tags

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB