seni-budaya

The Jongos Suarakan Keresahan Sosial

Rabu, 17 Juli 2024 | 15:10 WIB
Keluarga The Jongos terdiri Eko Winardi, Novi Budianto, Joko Kamto, Simon HT, Indra Tranggono, Toto Rahardjo.


KRjogja.com - SEIRAMA dengan dinamika sosial publik yang resah atas praktek penyelenggaraan negara yang semakin membelok dan tidak berpihak kepada masyarakat bawah, dunia teater kembali bersuara lantang untuk meluruskannya lewat repertoar The Jongos.

Adalah Dapoer Seni Djogja, sebuah komunitas kebudayaan, yang berupaya menjadi penjuru lewat The Jongos untuk menggugah, agar dunia teater tertarik kembali untuk merilis karya seni sebagai bagian dari suara rakyat. Tujuannya, agar kekuasaan kembali kepada jati dirinya sebagai pelayan publik.

"Publik merasakan jika ibu pertiwi saat ini seperti sedang menangis, karena negara seolah dikendalikan penuh oligarkhi. Kami merilis sebuah karya teater mikro bertajuk The Jongos, dedikasikan untuk menyuarakan keresahan atas situasi itu," demikian ujar salah seorang pemeran The Jongos, Eko Winardi.

Baca Juga: Utama Motor Group Menjadi Jawara di Honda Technical Skill Contest 2024

"Daulat sejatinya adalah milik kita, dan harus dilaksanakan sepenuh-penuhnya oleh penyelenggara kuasa untuk kepentingan kita atau publik," tambahnya.

Sesuai agenda, tiga aktor senior teater yaitu, Novi Budianto, Eko Winardi dan Joko Kamto, akan berperan pada pertunjukan yang menggambarkan situasi keterpinggiran rakyat ini. Rilis pertunjukan The Jongos akan dilaksanakan Sabtu (10/8/2024) pukul 19.30 WIB di Auditorium Institut Seni Indonesia (ISI) Kampus Sewon, Jalan Parangtritis KM 6,5 Yogyakarta.

“Dapoer Seni Djogja sebagai bagian dari komunitas kebudayaan, merilis repertoar ini agar komunitas lain kembali tergugah. Nilai-nilai demokrasi yang memburuk, prilaku kekuasaan yg korup dan lalai menyuarakan kepentingan publik harus diluruskan," ujar penulis naskah The Jongos Indra Tranggono.

Baca Juga: Hari Pertama MPLS, Forpi Kota Yogyakarta Tak Temukan Perundungan

Pada situasi terakhir, publik memang seperti dahaga dan merindukan tampilnya karya teater yang lebih originil yang berbasis pada suara masyarakat. Sementara saat ini mereka seperti asyik bergerak dalam batas dunia yang personal, yang menganggap teknik estetika atau artistik lebih utama dari konten.

Dengan rilisnya The Jongos beberapa saat lagi, sepertinya publik akan terobati dahaganya. Dahaga itu akan berubah menjadi kegembiraan, jika ke depan dunia teater kembali mau menemani publik dalam menggagas berbagai persoalan yang relevan dan urgen untuk diprihatinkan

Pusat cerita, The Jongos adalah tuan hakim penentu putusan perkara. Proses dan putusan akhir, sebuah perkara yang meloloskan figur tertentu dalam kontestasi pemilihan presiden di Mahkamah Konstitusi beberapa waktu lalu, diangkat sebagai representasi buruknya prilaku sebagian elit kekuasaan. Sebagaimana diketahui, putusan ini telah mengguncangkan publik dan mencederai norma luhur konstitusi, rasa keadilan publik serta ke depan, berpotensi buruk bagi masa depan bangsa.

Baca Juga: PDIP: Kok Baru Sekarang Gibran Mundur dari Wali Kota Solo

Repertoar ini, memang semakin menarik untuk disaksikan, karena bertindak sebagai sutradara adalah Bambang Isti Nugroho. Ia mengalami kisah hidup menyedihkan, karena sebagai aktivis sempat dipenjarakan 8 tahun. Pada vonis hakim di tahun 1988 itu, ia dipersalahkan hanya karena tuduhan mengedarkan buku-buku Pramudya Ananta Toer dan memimpin kelompok diskusi. Hal yang sekarang lazim dilakukan orang, tanpa khawatir akan dihukum.

Tentang konsep pementasan The Jongos, Dapoer Seni Djogja berupaya mengakomodasi arus kuat masyarakat yang menginginkan karakter efektif dalam penyampaian pesan, efisien dalam pengelolaan sumber daya namun tetap cantik dalam penampilan. Tradisi teater yang melibatkan banyak orang, manajemen yang komplek dan rumit serta melibatkan ubo rampe yang besar, diinovasi menjadi lebih ringkas tercermin dalam durasi pementasan yang hanya sekitar 90 menit.(*)

Tags

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB