KRJogja.com - Arahmiani yang kelahiran Bandung 1964, dikenal sebagai penulis, perfomer dan perupa. Arahmiani menyatakan, kalau bicara kebudayaan terbuka untuk semuanya.
"Saya menerapkan prinsip Bhineka Tunggal Ika dalam aktifitas bersama berbagai komunitas, dengan berbagai latar belakang budaya dan keyakinan," jelas Arahmiani saat KR mewawancarainya secara online, Minggu (5/1).
Baca Juga: UMK 2025 Berlaku Disperinaker Sukoharjo Persilahkan Buruh Laporkan Pelanggaran
Salah satu perfom atau penampilan Arahmiani adalah membacakan puisinya berjudul 'Di antara Langit dan Bumi' di TB Natan Kotagede Yogyakarta beberapa hari yang lalu.
Arahmiani yang juga tergabung dalam Komunitas Persatuan Penulis Indonesia (Satu Pena) DIY itu membaca puisinya dengan iringan musik gesekan cello tunggal oleh Lintang.
Tulisan, perfomer dan karya seni rupa Arahmiani biasanya menyoroti isu yang berkaitan dengan kekerasan, kritik moral, politik kotemporer, budaya, jender dan lingkungan hidup. Arahmiani mengerjakannya selain secara pribadi juga bersama dengan komunitas-komunitas.
Baca Juga: TNI - Polri Bersama Warga Bangun Jembatan Darurat di Gondang Sragen
Buku puisinya yang sudah beredar, 'Roh Terasing' (2004), 'Tunjukkan Hatimu Padaku' (2013), kumpulan esai 'Memaknai Kembali Kebebasan' (2017). Arahmiani juga menjadi kolomnis sebuah surat kabar, tahun 2007 - 2010.
Sejak tahun 2010 bekerjasama dengan para biksu Tibet dari Tibet Plateau fokus pada isu lingkungan hidup, dan warisan leluhur Nusantara di biara Aera Jey India. Menjadi dosen tamu di Departemen Asia Tenggara Fakultas Filsafat Universitas Pasau Jerman sejak 2011 sampai sekarang. (War)