KRjogja.com - YOGYA - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Pamong Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) sukses menggelar pentas teater gratis berjudul “Nyanyian Kardus”. Acara ini digelar pada Minggu (26/1/2025) di Societeit Militaire, Taman Budaya Yogyakarta. Pementasan ini hadir sebagai respons terhadap menurunnya minat masyarakat terhadap seni dan budaya lokal.
Ketua UKM Sanggar Pamong, Rizky Prayoga menyampaikan pementasan ini, pihaknya ingin memberikan ruang apresiasi bagi bakat teman-teman sanggar. “Pementasan ini bertujuan untuk membangun bakat-bakat dan kepercayaan diri dari teman-teman mahasiswa dari anggota sanggar pak muter sendiri. Harapannya ke depan ada tujuan di mana kita bisa buat naskah sendiri dan pentas secara rutin," tutur Rizky (26/1/2025).
Ia melanjutkan pentas Nyanyian Kardus mengambil karya adaptasi yang menggabungkan seni teater, tari, dan musik tradisional dalam satu panggung.
Baca Juga: Yoon Suk Yeol Resmi Didakwa Lakukan Pemberontakan
"Ceritanya ditulis oleh Puntung CM Pudjadi, kakak dari Alm. Wahyana Giri dengan arahan sutradara Raihan dan Bima, mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa yang juga anggota aktif Sanggar Pamong. Pementasan ini turut didampingi oleh pelatih teater, Dede Herlambang, serta pelatih tari, Maya," ujarnya.
Cerita “Nyanyian Kardus” mengisahkan perjuangan Simbok, seorang ibu yang berusaha mengubah nasib keluarganya dengan segala keterbatasan. Pesan mendalam tentang harapan, perjuangan, dan realitas hidup di tengah tantangan disampaikan melalui kisah perjuangan Thole, anak Simbok, yang memilih menjadi penari Jatilan demi membuktikan kemandiriannya.
Baca Juga: Berbahaya Bagi Perdamaian, Indonesia Kutuk Operasi Militer Israel di Tepi Barat
Pembina Sanggar Pamoang, Dr. Insanul Qisti Barriyah, S.Sn, M.Sn, MCE menuturkan sanggar tersebut sudah berusia satu dekade.
"Sanggar ini merupakan wadah kesenian di UST dengan banyak macam kegiatan. Ada tari, angklung, teater, bahkan musik etnis. Mudah-mudahan ini sebuah langkah yang baik di awal tahun untuk kita. Sanggar Pamong bisa pentas ke mana-mana, baik di kampus, di Yogya, maupun di luar Yogya. Agar ada konsistensi karya dan regenerasi bakat," kata Insanul. (*3)