Krjogja.com - YOGYA - Teater Wanita Ngunandhika (Teater WN) bersama Mitra Perkumpulan Komunitas 'Titen (Tim-10)' terus melakukan pemantapan tim (aktor, sutradara, tata artistik dan lainnya) yang akan tampil dalam Festival Teater Perempuan (FTP) DIY pada September 2025 mendatang.
Setelah sebelumnya digelar workshop tentang keaktoran dan penyutradaraan serta Focus Group Discussion (FGD), pada 3-4 Mei 2025 digelar workshop tata artistik di Auditorium Jurusan Teater ISI Yogyakarta.
Baca Juga: Operasi Ditingkatkan Kapolres Sukoharjo: Jangan Takut Laporkan Premanisme, Kami Siap Tindak
Workshop bertema 'Manifestasi Artistik Perempuan' menghadirkan tiga pakar di bidang tata artistik pertunjukan yaitu Nanang Arizona MSn, Beni Susilo Wardoyo (Beni Emprit) dan Dr Chairul Slamet MSn.
Workshop diisi penyampaian materi (teori) dan praktik, diikuti puluhan peserta perwakilan komunitas teater dari 5 kabupaten/kota se DIY. Kegiatan ini didukung oleh Dana Indonesiana.
Pimpinan Teater WN, Dra Hj Yeni Rumiyaningtyas menuturkan bahwa tata artistik merupakan kunci pemanggungan untuk estetika/keindahan panggung termasuk estetika para pemeran pertunjukan secara personal.
Baca Juga: Anggota DPRD RI Prihatin Melihat Salah Satu Rumah Calon Siswa Sekolah Rakyat
Menurutnya, tata artistik meliputi banyak hal mulai dari makeup artis, lampu/pencahayaan, musik, panggung dan lainnya, sehingga pemanggungan menjadi lebih cantik, indah serta menambah ruh dari cerita/kisah yang dipentaskan menjadi lebih hidup.
"Semua hal-hal penting dalam tata artistik kita ulas secara tuntas di workshop ini, sehingga workshop artistik ini boleh dibilang sangat penting. Ibarat kita meramu makanan, tata artistik ini adalah sebagai dapurnya," terang Yeni, Sabtu (10/5/2025).
Dijelaskan Yeni, dalam persiapan pementasan sebuah pertunjukan (teater), sutradara akan selalu berkomunikasi dengan penata artistik yang menata, panggung, dekorasi, makeup dan kostum para pemain/aktor, termasuk pemilihan musik. Sehingga panggung bisa menjadi tontonan yang apik dan bisa sampai ke penonton maksud dari naskahnya serta penggarapan pementasannya.
"Melalui workshop ini, maka diharapkan para penata artistik menjadi lebih matang karena sudah punya ilmunya," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan Yeni, dalam satu tim tata artistik, ada seorang director yang mengkoordinir semua hal dalam tata artistik sebuah pementasan.
"Workshop ini juga untuk menyiapkan peserta menjadi seorang director tata artistik. Jadi nanti dalam satu kelompok disepakati siapa yang menjadi director, atau bisa juga peserta menawarkan diri menangani di salah satu bidang dalam tim tata artistik," pungkasnya. (Dev)