Krjogja.com - YOGYA - Grup Tralala Blip dikenal secara internasional lewat seni dan festival. Kelompok ini turut aktif menginisiasi sejumlah lokakarya untuk seniman neurodiverse lainnya untuk memikirkan ulang hakikat dari proses kreatif.
Terutama penciptaan musik, dalam mendorong terciptanya sebuah praktik inklusif. Kali ini, Tralala Blip hadir di ARTJOG 2025. Phoebe Rose menuturkan Tralala Blip terdiri dari orang-orang dengan dan tanpa disabilitas yang berbeda-beda.
Baca Juga: Kalurahan Tirtonirmolo Juara 1 Penilaian Desa Berkinerja Baik 2025
"Grup ini terdiri dari musisi neurodiverse dan difabel dari New South Wales, Australia dengan personil Lydian Dunbar, Mathew Daymond, Phoebe Rose, Randy Reimann, dan Zac Mifsud. Kami Kami diundang oleh Liquid Architecture untuk tampil di ARTJOG 2025,"ujar Phoebe (12/7/25)
.
Mathew Daymond mengatakan makna Tralala Blip bisa dibilang hanya sekedar sebuah kata saja, tapi merelevansi pada kepercayaan dan kejujuran.
Baca Juga: Penyerahan Siswa Baru SMA Kolese De Brito Mencakup Seluruh Indonesia
"Arti dari Tralala Blip sebenarnya tidak ada arti kursus. Berasal dari kata lalala yaitu bernyanyi dan elektronik dengan elektronik jadi banyak blip-blop seperti itu," ujar Matthew.
Lewat musik-musiknya berjudul Angry Ghost, Pub Talk, Facing Monsters, dan lainnya, Tralala Blip seolah mengajak pendengar mereka untuk mulai mendengarkan dan memahami sesuatu yang berjalan paralel di dalam hidup, sekaligus mengajak untuk menatap masa depan yang luas, inklusif, dan tidak dibatasi oleh kemampuan fisik atau mental tertentu. (*3)