seni-budaya

Putar Balik Art: Kolektif yang Berputar Balik, Hidupkan Ruang dan Ingatan

Selasa, 19 Agustus 2025 | 21:30 WIB
Salah satu karya di pameran seni bertajuk 'Putar Balik Art ' (Amandita)

Krjogja.com - YOGYA - Pameran seni bertajuk Putar Balik Art digelar di Ware House Art Project The Ratan, Yogyakarta, belum lama ini. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Jogja Art Weeks 2025, menghadirkan karya dari 15 kolektif seni yang tergabung dalam inisiatif lintas angkatan.

Lebih dari sekadar ruang pajang karya, pameran ini menjadi ajang temu kreatif yang menyatukan alumni Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Yogyakarta dalam semangat nostalgia dan kolaborasi.

Baca Juga: Mahasiswa ITNY Raih Juara III Lomba Pemetaan Geologi Nasional

Berawal dari obrolan santai di tongkrongan, ide Putar Balik Art muncul sebagai respons terhadap keresahan akan minimnya ruang ekspresi di galeri SMSR.

"Konsepnya awalnya RAW banget, cuma sekadar nongkrong. Tapi setelah ada artist talk dari pameran 'Teritori', muncul pertanyaan. Dari situ, akhirnya tercetus ide bikin pameran," ujar Kukuh Arya, salah satu penggagas acara.

Nama Putar Balik dipilih sebagai simbol ajakan untuk kembali ke akar—baik secara emosional maupun kreatif. Meski sempat direncanakan berlangsung pada Juli, jadwal pameran diundur karena berbenturan dengan acara lain.

Setelah melalui diskusi dengan kolektif Satutitik dan komunitas lainnya, lokasi akhirnya dipindahkan ke The Ratan, ruang alternatif yang mendukung semangat eksperimental dan terbuka.

Baca Juga: Klinik Utama Sadewa Hadir Di Kulonprogo, Terapkan Layanan Digital dengan Robot Kecil Serba Tau

Pameran ini tidak mengusung tema tunggal. Para seniman diberi kebebasan penuh untuk mengekspresikan gagasan mereka, menjadikan ruang pamer sebagai arena eksplorasi visual dan naratif.

Salah satu pameris, Afrizal, menampilkan karya bertajuk 1312 ACAB yang lahir dari keresahannya terhadap tindakan aparat. "Sebetulnya nggak ada tema tetap, hanya untuk bersenang-senang," ujarnya, menegaskan semangat bebas dan jujur yang menjadi ciri khas pameran ini.

Kegiatan ini menjadi wadah bagi komunitas untuk mengekspresikan identitas dan karakter unik mereka. Dalam sesi pembukaan pameran, seniman senior Jumaldi Alfi turut memberikan masukan, mendorong setiap kolektif untuk menampilkan kekhasan masing-masing.

Ia menekankan pentingnya hal tersebut agar pameran tidak sekadar menjadi ajang memajang karya, melainkan juga mencerminkan keberagaman pendekatan artistik serta nilai-nilai yang diusung oleh tiap komunitas.

Antusiasme peserta terlihat sejak hari pembukaan. Rizky, salah satu peserta dari angkatan ISI, menyebut bahwa Putar Balik Art menjadi momen penting karena berhasil menyatukan tiga angkatan sekaligus yakni angkatan 22, 23, dan 24 dalam satu wadah kolaboratif.

"Ini juga termasuk momen. Jadi dengan adanya Putar Balik ini udah bagus banget," ujarnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB